indoposnews.co.id – Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) per 30 September 2023 mencatat total penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp91,8 triliun. Mengalami koreksi 27 persen dari episode sama tahun lalu sejumlah Rp127,4 triliun. Instrumen obligasi, dan sukuk mendominasi senilai Rp89,3 triliun.
Senior Vice President Non-financial Institution Ratings Pefindo, Niken Indriarsih mengatakan, Nah, 62,7 persen dari penerbitan surat utang korporasi itu, dimanfaatkan oleh perusahaan penerbit sebagai dana belanja modal (capex). Penerbitan medium term notes (MTN) tercatat Rp1,7 triliun, turun dibanding edisi sama tahun lalu Rp4,7 triliun.
”Sejatinya, selain MTN, penerbitan efek utang lain yaitu sekuritisasi menunjukkan tren peningkatan,” tutur Niken, saat Press Conference Pefindo, di Jakarta, Rabu (25/10).
Baca juga: Diversifikasi Produk, Pefindo Sodorkan Indeks IDX-PEFINDO Prime Bank
Sepanjang kuartal III-2023, pangsa pasar Pefindo dalam pemeringkatan surat utang masih tetap mendominasi yaitu Rp74,9 persen. Di mana, periode Januari-September 2023, penerbitan surat utang korporasi terbesar tetap sektor multifinance Rp27,49 triliun dari 19 perusahaan.
Selanjutnya, sektor pulp and paper mencapai Rp11,67 triliun, diterbitkan empat perusahaan, dan sektor telekomunikasi sebesar Rp9,02 triliun juga diterbitkan empat perusahaan. Lalu, sektor lembaga keuangan khusus Rp7,38 triliun, sektor pembiayaan non-multifinance Rp7,24 triliun, pertambangan Rp6,56 triliun, dan perbankan Rp6,1 triliun.
Per 30 September 2023, Pefindo sudah menerima mandat pemeringkatan atas rencana penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp49,54 triliun. Di mana, rencana penerbitan terbesar dari sektor perbankan Rp12,9 triliun dari empat perusahaan, lalu sektor pulp and paper Rp9,95 triliun dari 4 perusahaan, dan perusahaan induk Rp5,9 triliun dari 3 perusahaan. (abg)