indoposnews.co.id – Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Sampoerna University ditantang menciptakan mesin eco-pounding. Nanti, mesin itu, dapat membantu proses pencetakan daun, dan bunga pada kain lebih efektif, dan efisien. Itu penting guna membantu mendongkrak volume produksi para pengrajin UMKM Lenteng Agung Sejahtera (Lentera), Jakarta Selatan.
Eco-pounding, salah satu teknik mencetak motif atau pola pada kain dari bahan-bahan alami, seperti daun, dan bunga. Daun dan bunga dipukul palu bersamaan dengan kain akan mengeluarkan pigmen kemudian tercetak di atas kain. Jenis, bentuk, warna daun, dan bunga akan memberi motif unik serta cantik pada sebuah kain. Hasılaya, kemudian dapat dijadikan produk baju, celana, kerudung, selendang, dan lain-lain.
Baca juga: Tiga Mahasiswa Sampoerna University Raih Beasiswa Kemenpora dan Pegadaian
Dr. Farid Triawan, Ketua Program Studi Teknik Mesin Universitas Sampoerna, menjelaskan pembuatan mesin eco-pounding merupakan bagian dari komitmen universitas menerapkan Tri-Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, terutama dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM di Indonesia.
Pada proses eco-pounding, pekerjaan memukul palu pada kain sangat melelahkan, dan memakan waktu tidak sedikit. Tantangan dihadapi UMKM Lentera, menjadi peluang bagi insan kampus untuk menciptakan solusi inovatif, dan meringankan beban kerja. ”Dosen-dosen dan mahasiswa kami berkolaborasi menghasilkan mesin untuk mempercepat, dan mempermudah pekerjaan para pengrajin, sehingga jumlah produksi dapat ditingkatkan,” tegasnya.
Baca juga: Bikin Bangga! Mahasiswa Sampoerna University Gondol Jawara Kancah Global
Berbekal pengetahuan selama masa perkuliahan, mahasiswa ditugasi untuk merancang, dan membuat mesin purwarupa untuk membantu proses eco-pounding. Proses dimulai dari mencari ide-ide mekanisme dan bentuk mesin, melakukan analisis struktur mesin, mendesain fungsi mekatronik dan otomasi, sampai membuat, dan merakit mesin. Selama kurang lebih 4 bulan, akhirnya para mahasiswa berhasil menciptakan enam jenis mesin dengan desain dan mekanisme berbeda.
Mesin-mesin itu, kemudian dipamerkan kepada para dosen, mahasiswa, dan perwakilan UMKM Lentera. ”Setiap mahasiswa harus dilatih agar mampu mengaplikasikan ilmu diperoleh selama di perguruan tinggi dalam membantu kehidupan masyarakat. Itu juga salah satu tujuan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dicanangkan pemerintah,” ujar Farid.
Baca juga: Sampoerna University Bangun Sistem Perpustakaan Digital di Jakarta & Cirebon
Fatima Tasya, salah satu mahasiswi perwakilan dari pemenang mengungkapkan pengalaman selama membuat mesin eco-pounding. “Merancang dan membuat mesin eco-pounding, salah satu tugas kuliah paling sulit, menegangkan, sekaligus terseru selama saya kuliah di Sampoerna University,” akunya.
Mahasiswa lainnya, yaitu Ramses dari Provinsi Papua juga turut berujar, kalau tugas membuat mesin tersebut memberi tantangan nyata untuk mengaplikasikan beragam teori dari perkuliahan sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Pada pameran itu, dua buah mesin terpilih sebagai mesin dengan desain dan fungsi terbaik.
Baca juga: Cetak Pemimpin Masa Depan, Simak Ini Langkah Sampoerna University
Penilaian diberikan perwakilan UMKM Lentera beserta dosen-dosen yang hadir pada hari itu. “Saya melihat alat-alat ini berpotensi besar untuk dimanfaatkan para pengrajin eco-pounding di tempat kami. Selanjutnya, alat-alat ini perlu sedikit dimodifikasi mengikuti ukuran diperlukan pengrajin,” tutup Sarmili, Pembina UMKM Lentera. (abg)