Indoposonline.NET – Sepanjang 2020 PT Fast Food Indonesia (FAST) mencatat rugi bersih Rp377,18 miliar. Kondisi itu, kontra dibanding periode sama 2019 dengan laba Rp241,54 miliar.
Berdasar keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan tercatat Rp4,84 triliun. Melepuh 27,82 persen dari periode sama 2019 sejumlah Rp6,70 triliun. Penjualan bersih pengelola restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) itu, terdiri dari makanan dan minuman, komisi atas penjualan konsinyasi, dan jasa layanan antar.
Baca juga: BEI Tak Mengelak Bukalapak Listing Juli
Makanan dan minuman menjadi penyumbang pendapatan tertinggi Rp4,81 triliun atau lebih rendah dari sebelumnya Rp6,60 triliun. Kemudian, komisi atas penjualan konsinyasi CD dari PT Jagonya Musik dan Sport Indonesia tercatat Rp57,78 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp94,71 miliar, dan jasa layanan antar tercatat Rp5,97 miliar atau lebih rendah dari sebelumnya Rp6,59 miliar. Sementara itu, potongan penjualan tercatat Rp35,17 miliar.
Manajemen Fast Food Indonesia mengklaim, pelemahan daya beli pelanggan, dan kebijakan publik untuk menahan penyebaran Covid-19 mengakibatkan gangguan operasional. Efeknya, penjualan turun.
Baca juga: Nih Buruan, Matahari Obral Promo Gratis Ongkir
Mengenai kondisi di atas, perseroan mengurangi kegiatan pemasaran, dan dukungan dana, penurunan biaya, dan memperbaiki efisiensi biaya. Di sisi lain, perseroan menawarkan berbagai promosi penjualan ke pelanggan secara signifikan untuk memulihkan tingkat penjualan.
Selain itu, tingginya tingkat ketidakpastian karena hasil tidak terduga dari pandemi dapat mempersulit perkiraan dampak terhadap keuangan. ”Saat ini, tidak praktis mengungkap sejauh mana dampak dari sumber ketidakpastian estimasi lainnya,” tegas manajemen Fast Food Indonesia.
Baca juga: Terkesima, Bank Dunia Sanjung Transformasi Ekonomi Indonesia
FAST mencatat penurunan beban pokok penjualan menjadi Rp1,97 triliun dari periode sama 2019 di kisaran Rp2,51 triliun. Beban penjualan dan distribusi turun menjadi Rp2,76 triliun dari sebelumnya Rp3,20 triliun. Sementara itu, beban keuangan meningkat menjadi Rp42,16 miliar dari sebelumnya Rp18,49 miliar. (abg)