indoposnews.co.id – Delta Dunia Makmur (DOID) mendirikan entitas usaha berlabel Bukit Teknologi Digital (BTD). Bermodal Rp3,71 miliar, BTD resmi didirikan pada 10 Januari 2023. Dan, telah disahkan Menteri Hukum dan HAM.
Perseroan menguasai 3.711 lembar alias setara 99,97 persen saham BTD. Pendirian usaha tersebut tidak berdampak negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan. ”Justru berdampak positif untuk jangka panjang,” tulis Ronald Sutardja, Direktur Utama Delta Dunia Makmur.
Baca juga: Debut Sukses, Saham Perdana Penta Valent Melangit 34,2 Persen
Sebelumnya, Delta Dunia Makmur menguasai 24,2 persen saham Asiamet Resources Limited (Asiamet). Pencaplokan itu, seiring keinginan perseroan memperluas cakupan bisnis di luar batu bara termal ke komoditas lain. Asiamet memiliki aset tembaga sangat menjanjikan di indonesia.
Nah, dengan penambahan kepemilikan dalam Asiamet akan mengakselerasi pertumbuhan bisnis ke komoditas transisi energi. Peningkatan kepemilikan itu, akan memperkuat posisi perseroan sebagai kontraktor pilihan untuk pembangunan, dan penambangan proyek-proyek Asiamet.
Baca juga: Puri Sentul Permai Endapkan Dana Hasil IPO Rp30,95 Miliar
Menilik kemampuan Asiamet dalam mengembangkan proyek tembaga, tentu akan membantu perseroan memperluas bisnis jasa pertambangan dalam komoditas tembaga, dan komoditas lain. ”Selain itu, memberi peluang bagi perseroan untuk mempertimbangkan berinvestasi pada sejumlah proyek utama Asiamet dalam memperluas eksposur di luar sektor batu bara,” tulis Ronald Sutardja, Presiden Direktur Delta Dunia Makmur.
Dengan penguasaan 24,2 persen saham Asiamet, Delta Dunia tidak otomatis menjadi pengendali. Dengan begitu, perseroan tidak memiliki otoritas, dan wewenang untuk menentukan pengelolaan dan/atau kebijakan Asiamet. Oleh karena itu, perseroan tidak wajib mengonsolidasikan Asiamet dalam laporan keuangan konsolidasian perseroan. ”Dengan kepemilikan 24,2 persen, perseroan akan membukukan investasi menggunakan equity method,” imbuh Ronald.
Baca juga: Sepanjang 2022, Penjualan Alat Berat Kobexindo Melejit 41 Persen Jadi USD168,5 Juta
Asiamet bergerak bidang eksplorasi, dan pengembangan mineral, fokus pada tembaga, dan tembaga emas di indonesia. Proyek unggulan Asiamet yaitu proyek tembaga BKM di wilayah timur Kontrak Karya (KK), Kalimantan Surya Kencana (KSK). Kontrak Karya KSK milik Asiamet, terletak sebelah laut Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Formasi direksi Asiamet antara lain Tony Manini director and Executive Chairman, Dominic Heaton Non-Executive Director, Bruce Sheng Non-Executive Director, Peter Pollard Non-Executive Director, Faldi Ismail Non-Executive Director, dan Eva Armila Non-Executive Director.
Baca juga: Ikuti Bursa Regional, IHSG Potensial Menguat
Pemegang saham Asiamet antara lain Delta Dunia Makmur 528,86 juta lembar alias 24,2 persen, Asipac group Pty Ltd 123,14 juta helai atau 5,6 persen, dan pemegang saham lainnya di bawah 3 persen 1,53 miliar lembar setara dengan porsi 70,2 persen.
Asiamet sepanjang 2021 mencatat rugi bersih tahun berjalan USD6,09 juta, menanjak 47 persen dari periode sama tahun 2020 sejumlah USD4,12 juta. Pendapatan nihil, pengeluaran USD5,76 juta, surplus 37 persen dari edisi sama 2020 sejumlah USD4,18 juta.
Baca juga: Jual 910 Juta Saham Jagoan Aa Gym, KH Asep Sulaeman Raup Rp87,8 Miliar
Total aset USD9,23 juta, melambung 583 persen dari akhir 2020 senilai USD1,35 juta. Total liabilitas USD1,77 juta, naik tipis dari edisi akhir 2020 sejumlah USD1,75 juta. Total ekuitas USD7,45 juta, meroket 1962 persen dari periode akhir 2020 dengan minus USD401 ribu.
Sekadar informasi, Delta Dunia masuk bisnis tambang melalui penyelesaian transaksi private placement senilai USD3 juta atau sekitar Rp43,8 miliar dengan kurs Rp14.600 per dolar Amerika Serikat (AS) dalam Asiamet. Menyusul transaksi itu, Delta Dunia menjadi pemegang saham mayoritas perusahaan berbasis di Australia tersebut.
Baca juga: Kinerja Memburuk, Sentul City Kuartal III-2022 Rugi Rp76,7 Miliar
Delta Dunia menjadi investor Asiamet melalui penempatan 230 juta saham biasa dengan harga 1,15 pence per lembar. Total transaksi private placement mencapai 2,65 juta poundsterling atau setara dengan USD3 juta. (abg)