Indoposonline.net – Indeks-indeks acuan Wall Street berbalik melemah pada penutupan perdagangan Kamis (22/4). Itu setelah muncul laporan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bakal menaikkan pajak untuk kaum the have. Dow Jones Industrial Average minus 0,94 persen, S&P 500 tekor 0,92 persen, dan Nasdaq turun 0,94 persen.
Biden berencana menaikkan pajak keuntungan modal (capital gain) menjadi hingga 43,4 persen untuk orang kaya Amerika. Tingkat pajak keuntungan modal akan naik dari 20 persen menjadi 39,6 persen untuk warga AS dengan pendapatan USD1 juta per tahun ke atas.
Baca juga: IHSG Potensi Mengorbit Zona Merah
Saham-saham terdampak sentimen pajak itu antara lain, Tesla anjlok 3,3 persen dan Amazon turun 1,6 persen. Maskapai Southwest Airlines ambles 1,6 persen meski pemesanan terus meningkat dan perusahaan bisa balik modal, atau bahkan untung, pada Juni nanti. Southwest juga melaporkan rugi lebih kecil dari estimasi analis.
Perusahaan kimia Dow Inc anjlok 6 persen meski laporan keuangan kuartal pertama lebih baik dari perkiraan analis. Sepanjang 2021, Dow Inc masih mencatat gain 10 persen.
Baca juga: Bank Net Indonesia Syariah Jajaki Investor Strategis
Merespons itu, Equity Research Analyst Victoria Sekuritas Michael Alexander Santoso, memperkirakan Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (23/4) akan bergerak pada rentang support 5.943, dan resisten 6.066. Sejumlah saham laik beli antara lain Bank Tabungan Negara (BBTN) Rp1.785, Ramayana Lestari (RALS) Rp895, Indomobil Sukses Internasional (IMAS) Rp1.140, dan Bank BTPN Syariah (BTPS) Rp3.510. Layak jual Matahari Department Store (LPPF) Rp1.805.
Sebelumnya, Indeks ditutup menguat terbatas 0,02 persen ke level 5.994,18 pada perdagangan Kamis (22/4). Bursa Asia mencatat rebound pada perdagangan Kamis (22/4). ASX 200 naik 0,83 persen, HSI menguat 0,47 persen, KOSPI surplus 0,18 persen, Nikkei naik 2,38 persen, dan SSEC minus 0,23 persen.
Baca juga: Prospek Cerah, Mandiri Inhealth Kantongi Rating idAA
Penguatan mayoritas bursa Asia sejalan dengan penurunan U.S. Treasury Yield 10 Year ke level 1,55 persen. Selain itu, pelaku pasar juga tengah menantikan data klaim tunjangan pengangguran AS secara mingguan (berakhir 17 April) dijadwal rilis pada Kamis waktu setempat. (abg)