indoposnews.co.id – Kasus gagal ginjal akut pada anak terus meningkat. Periode Agustus-Oktober 2022 terdeteksi 224 kasus. Jumlah akumulasi episode Januari-Juli 2022 hanya 17 kasus.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kenaikan kasus gagal ginjal akut mulai menyerang sejak Juli 2022 dengan lima kasus, dan Agustus 2022 menjadi 36 kasus. Periode Januari ditemukan dua kasus, Maret dua kasus, Mei lima kasus, dan Juni tiga kasus. Sedang pada Februari dan April nihil kasus.
Baca juga: Tangkal Gagal Ginjal Akut, Erick Perintahkan BUMN Farmasi dan RS Cek Obat-obatan
Kemenkes juga mencatat mayoritas penderita gagal ginjal dalam kategori usia yaitu 1-5 tahun paling tinggi dengan 153 kasus. Kemudian usia 6-10 tahun ditemukan 37 kasus, lalu kategori usia di bawah satu tahun 26 kasus, dan usia 11-18 tahun, 25 kasus.
Nah, 133 orang dari 241 kasus dinyatakan meninggal dunia alias mencapai 55 persen. Selain itu, kasus gagal ginjal akut itu, telah ditemukan pada 22 provinsi Indonesia. ”Kami sudah mengidentifikasi ada 241 kasus gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) pada 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus,” tutur Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Baca juga: Korban Gagal Ginjal Akut Berjatuhan, Jokowi Minta Perketat Pengawasan Obat
Sejauh ini, Kemenkes telah melakukan berbagai penelitian guna mencari penyebab kasus gagal ginjal akut tersebut. Ia mengklaim setidaknya 75 persen penyebab diklaim telah diketahui. Kemenkes juga menemukan 102 obat jenis sirop sempat dikonsumsi pasien penyakit gagal ginjal akut. Jumlah obat itu ditemukan dari 156 rumah pasien didatangi Kemenkes.
Karena itu, Kemenkes masih melarang penjualan seluruh obat sirop, dan melarang dokter meresepkan obat sirop hingga penelusuran atau pengujian selesai. Langkah konservatif itu, diambil mengingat tingkat kematian pada kasus gangguan ginjal akut masih tinggi. ”Langkah-langkah konservatif itu, untuk proteksi bayi-bayi kita,” ucap Budi. (abg)