Indoposonline.NET – Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street mengakhiri rentetan negatif. Mengawali perdagangan Senin (21/6) lepas dari aksi jual lanjutan menyusul perubahan kebijakan bank sentral, Federal Reserve (the Fed).
Dow Jones Industrial Average melonjak 586,89 poin atau hampir 1,8 persen menjadi 33.876,97 mencatat hari terbaik sejak 5 Maret. S&P 500 melesat 1,4 persen menjadi 4.224,79. Nasdaq Composite melejit 0,8 persen menjadi 14.141,48. Itu terjadi beberapa perusahaan teknologi utama seperti Amazon, Tesla, Nvidia, dan Netflix mengalami koreksi.
Baca juga: Lompatan Kasus Covid-19 Hantui Investor, IHSG Labil
Saham komoditas terpental pekan lalu memimpin pasar karena sektor energi S&P 500 menguat. Devon Energy naik 7 persen, dan Occidental Petroleum meroket 5,4 persen. Pembukaan kembali ekonomi membuat Norwegian Cruise Line dan Boeing menanjak 3 persen. Saham perbankan seperti JPMorgan, Bank of America, dan Goldman Sachs, juga rebound.
Sektor-sektor terkait pemulihan ekonomi memimpin aksi jual saham pada minggu lalu. Sektor keuangan dan material S&P 500 terpangkas 6 persen, sementara energi menukik lebih 5 persen, dan industri melemah 3 persen. Kejatuhan saham AS pekan lalu karena investor mengunyah proyeksi ekonomi baru The Fed, dan khawatir kenaikan suku bunga terjadi lebih cepat. The Fed menaikkan ekspektasi inflasi, dan memperkirakan kenaikan suku bunga pada 2023.
Baca juga: Genjot Kinerja, Garudafood Siapkan Serangkaian Aksi Korporasi
Pergeseran kebijakan menjadi hawkish (agresif) The Fed terjadi tiba-tiba minggu lalu, dengan dua kenaikan suku bunga pada 2023 membuat pasar lengah. Sementara bitcoin ambles lebih 7 persen menjadi USD32.500 karena Tiongkok melanjutkan tindakan kerasnya terhadap penambangan cryptocurrency.
Pada perdagangan Senin (21/6) bursa Asia Pasifik mayoritas ditutup melemah. Indeks ASX 200 minus 1,81 persen, Nikkei tekor 3,29 persen, KLSE menukik 1,06 persen, Strait Times terkapar 0,84 persen, Hang Seng tersungkur 1,08 persen, dan Kospi terpeleset 0,83 persen. Dan, praktis hanya indeks Shanghai Stock Exchange melesat 0,12 persen.
Baca juga: Kebut Pengembangan KEK Lido City, MNC Land Gelar Ini
Lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ditutup melemah 0,18 persen ke level 5.996,25. Sejak awal perdagangan kemarin, Indeks langsung dibuka melemah dan sempat terjadi panic selling. Itu disebabkan kasus aktif Covid-19 Indonesia meningkat cukup signifikan sehingga menimbulkan kekhawatiran investor terhadap kemungkinan terjadinya pengetatan kembali aktivitas ekonomi atau bahkan lockdown.
Menilik data dan fakta itu, Salvian Fernando Equity Research Victoria Sekuritas menilai pada perdagangan Selasa (22/6), Indeks akan bergerak mixed setelah pada perdagangan kemarin kembali mengalami penurunan cukup signifikan dan sempat menyentuh level terendah di kisaran 5.884.
Baca juga: PHRI Dukung Penuh Langkah Pemerintah Tertibkan Restoran Langar Prokes
Indeks akan mengitari area support 5.947, dan resisten 6.103. Perdagangan hari ini, masih akan diwarnai sentimen lonjakan kasus aktif Covid-19 cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, lompatan signifikan, dan pengetatan PPKM Mikro. Beberapa saham secara teknikal layak diperhatikan antara lain Delta Dunia Makmur (DOID), Adaro Energy (ADRO), Sarana Meditama Metropolitan (SAME), dan Merdeka Copper Gold (MDKA). (abg)