indoposnews.co.id – PT Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) akan diinbreng dengan klaster nonpeti kemas. Itu menyusul rencana integrasi Pelindo I, II, III, dan IV. Sebagai anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, IPCC hanya menunggu arahan induk usaha. ”Posisi kami menunggu arahan induk usaha, dan Kementerian BUMN. Kemungkinan pada integrasi itu, tidak ada istilah surviving company untuk anak, cucu, cicit usaha, dan cabang,” tutur Sekretaris Perusahaan Indonesia Kendaraan Terminal Sofyan Gumelar.
Entitas-entitas itu, nanti akan disatukan berdasar klaster usaha. Meski lingkungan Pelindo baru Indonesia Kendaraan Terminal, dan PT Jasa Armada Indonesia (IPCM) masuk pasar modal, keduanya tidak akan diintegrasikan. Tersebab, keduanya memiliki kegiatan bisnis berbeda, meski sama-sama menjalankan kegiatan di pelabuhan.
Baca juga: Mantap, FKS Food Sejahtera Berbalik Laba Rp14,12 Miliar
Indonesia Kendaraan Terminal dinilai memiliki kegiatan bisnis pengelolaan car terminal, sedang Jasa Armada melakukan kegiatan usaha bidang marine services. Karena itu, Indonesia Kendaraan Terminal akan diintegrasikan ke klaster nonpeti kemas. Sedang Jasa Armada dengan kegiatan usaha bidang marine services akan masuk klaster marine, equipment, dan port services.
Klaster marine, equipment, dan port services merupakan satu dari empat klaster akan dibentuk setelah Pelindo diintegrasikan, yaitu klaster peti kemas, nonpeti kemas, logistik, dan hinterland development. ”Sebagai anak usaha Pelindo II, kami mengikuti arahan holding. Sesuai arahan Kementerian BUMN kepada Pelindo I-IV, penggabungan antara entitas tersebut dilaksanakan pada 1 Oktober 2021,” jelas Sofyan.
Baca juga: Rajin, Bos Blue Bird Kembali Borong Saham Miliaran Rupiah
Secara internal, Sofyan mengaku belum bisa membeberkan lebih lengkap soal posisi Indonesia Kendaraan Terminal setelah integrasi nanti. Namun, manajemen berkomitmen mengawal kinerja dapat tumbuh, dan berkembang. Manajemen akan berusaha mempertahankan layanan, dan meningkatkan excellent operation kepada para mitra eksisting.
Tetap melakukan penjajakan ke sejumlah pabrikan otomotif untuk layanan handling stevedoring, cargodoring, maupun receiving/delivering. Bahkan jika memungkinkan, perseroan juga akan melakukan aliansi bisnis dan kerja sama dengan sejumlah pihak, terutama pihak yang menjadi bagian dari rantai ekosistem logistik. Manajemen juga belum ada rencana melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat. Masih mengkaji berbagai aspek, fokus meningkatkan layanan operasional, dan perbaikan kondisi fundamental, terutama persiapan menuju integrasi Pelindo. ”Mengenai fluktuasi saham, kami nilai itu bagian reaksi pasar, dan bukan intervensi Indonesia Kendaraan Terminal,” ucapnya.
Baca juga: Bayar Utang, J Resources Asia Jajakan Sejumlah Aset
Pada Agustus 2021, Indonesia Kendaraan Terminal telah mencatat kenaikan total kargo kendaraan CBU 48,25 persen dibanding periode sama tahun lalu. Perseroan menggaransi, seluruh pengguna jasa tetap memperoleh pelayanan jasa kepelabuhan sesuai kebutuhan di tengah pandemi. Sekadar informasi, sepanjang Agustus 2021, perseroan melayani jumlah kargo kendaraan CBU lapangan internasional 22.269 unit, naik 48,25 persen dari tahun sebelumnya. Kemudian, alat berat 1.236 unit, naik 105,66 persen, dan general cargo 4.154 M3 atau naik 9,11 persen. Tidak hanya internasional, kargo kendaraan CBU domestik meningkat 100,2 persen menjadi 15.137 unit dibanding tahun sebelumnya. Kemudian alat berat tumbuh 21,94 persen menjadi 1.762 unit, dan general cargo naik 25,97 persen 1.090 M3. (abg)