indoposnews.co.id – Sight Investment Company Pte Ltd resmi menjadi pengendali Siloam Hospitals (SILO). Itu menyusul penuntasan tender sukarela 5,85 miliar saham emiten medis tersebut senilai Rp16,68 triliun. Transaksi saham setara 45 persen itu terjadi dengan harga Rp2.850 per helai.
Penuntasan transaksi penawaran tender sukarela itu telah ditahbiskan pada 13 September 2024. Dengan perampungan transaksi itu, timbunan saham Siloam dalam dekapan Sight menjadi 7,2 miliar eksemplar setara 55,4 persen.
Melejit 45 persen dari periode sebelum transaksi dengan tabulasi 1,35 miliar helai. Donasi saham sebelum transaksi tersebut selevel dengan porsi kepemilikan 10,4 persen. Usai transaksi itu, formasi pemegang saham Siloam menjadi sebagai berikut.
Baca juga: Agustus 2024, Adhi Karya Koleksi Kontrak Baru Rp13,6 Triliun
Sight 7,2 miliar helai setara 55,40 persen. Megapratama Karya Persada 2,53 miliar lembar alias 19,458 persen. Prime Health Company Ltd 1,69 miliar saham atau 13,007 persen. Masyarakat 1 miliar saham atau 7,73 persen. PT Gloria Mulia 226,75 juta saham alias 1,74 persen. PT Nilam Biru Bersinar 197,15 juta helai setara 1,516 persen.
Berdasar Pasal 23 huruf (m) Peraturan 9/2018, pengambilalihan Siloam Hospitals oleh Sight sebagai hasil dari pelaksanaan penawaran tender sukarela sebagaimana diatur dalam Peraturan 54/2015 dikecualikan dari kewajiban untuk melakukan penawaran tender wajib sebagaimana dimaksud Peraturan 9/2018.
Sight Investment Company Pte. Limited adalah perusahaan holding investasi berkedudukan di Singapura. Sight didirikan dan dijalankan berdasar ketentuan hukum, dan peraturan perundang-undangan Singapura. Usai transaksi tuntas, Sight mempunyai sejumlah rencana strategis pengembangan Siloam.
Baca juga: Dapat Restu, Estika Tiara Siap Gelontorkan Saham Bonus Rp10,51 Miliar
Yaitu, terus memperluas skala, dan luasnya fasilitas, peralatan medis, dan penawaran pelayanan klinis dari rumah sakit sudah ada, serta meningkatkan kompleksitas kasus ditangani, dan kualitas klinis untuk memberikan layanan terbaik bagi pasien.
Secara selektif memperluas usaha ke daerah-daerah baru untuk menangkap segmen populasi lebih besar, dan meningkatkan profitabilitas dengan mendorong inisiatif efisiensi pengadaan, dan terus menginvestasikan belanja modal untuk meningkatkan hasil pelayanan klinis, dan memberikan pengalaman tanpa hambatan kepada pasien. (abg)