indoposnews.co.id – Agus Dwi Handaya terus menambah koleksi saham Bank Mandiri (BMRI). Direktur Kepatuhan dan SDM itu, diketahui menjala 143 ribu lembar pada harga Rp7.100. Pembelian telah dipatenkan pada 29 Februari 2024.
Dengan skema har tersebut, Agus dipaksa merogoh dana sekitar Rp1,01 miliar. Dengan penuntasan transaksi itu, tabungan saham Bank Mandiri dalam kantong portofolio Agus makin menggemuk. Tepatnya, menjadi 8,60 juta lembar atau selevel 0,00922 persen.
Menanjak sekitar 0,00015 persen dari episode sebelum transaksi dengan koleksi 8,46 juta helai alias setara dengan porsi kepemilikan 0,00907 persen. ”Transaksi untuk investasi dengan status kepemilikan langsung,” terang Teuku Ali Usman, Corporate Secretary Bank Mandiri.
Baca juga: Periksa! Ini Jadwal Dividen Bank Mandiri Rp353,95 per Lembar
Tindakan Agus itu, bisa dimaknai untuk menadahi dividen Bank Mandiri. Maklum, salah satu bank pelat merah itu, telah memutuskan untuk membagi dividen tunai Rp33,3 triliun. Alokasi dividen itu, sekitar 60 persen dari laba bersih periode 2023 senilai Rp55,06 triliun. Dan, pemegang saham akan menerima dividen Rp353,95 per lembar.
Kalau tabungan saham Agus tetap sebanyak 8.609.700 lembar, maka hingga pembayaran dividen pada 28 Maret 2024, Agus potensial mereguk dividen dari Bank Mandiri senilai Rp3,04 miliar. Itu dengan catatan Agus tidak menambah atau mengurangi kepemilikan saham perseroan.
Baca juga: Perkuat Modal, Bali Towerindo Ngutang Bank Mandiri Rp575 Miliar
Jadwal pembagian dividen Bank Mandiri menjadi sebagai berikut. Cum dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 19 Maret 2024. Ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 20 Maret 2024. Cum dividen pasar tunai pada 21 Maret 2024. Ex dividen pasar tunai pada 22 Maret 2024. Daftar pemegang saham berhak atas dividen tunai pada 21 Maret 2024 pukul 16.00 WIB.
Pembayaran dividen dilakukan pada 28 Maret 2024. Pembagian dividen itu, bersandar pada data laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2023 dengan tabulasi laba bersih Rp55,06 triliun. Saldo laba ditahan dengan alokasi penggunaan tidak dibatasi Rp22,02 triliun. Total ekuitas Rp287,49 triliun. (abg)