indoposnews.co.id – Adaro Energy (ADRO) bakal menggulirkan dividen interim USD400 juta. Alokasi dividen itu, sekitar 33 persen dari raihan laba bersih per 30 September 2023 senilai USD1,21 miliar. Sayangnya, dividen per saham belum diungkap dengan rinci.
Rencana pembagian dividen interim untuk periode tahun buku 2023 itu, sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 14 Desember 2023. Nah, rincian pembagian dividen interim akan dibayar menjadi sebagai berikut.
Cum dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 28 Desember 2023. Ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 29 Desember 2023. Cum dividen pasar tunai pada 2 Januari 2024. Ex dividen pasar tunai pada 3 Januari 2024. Daftar pemegang saham berhak atas dividen tunai pada 2 Januari 2024 pukul 16.00 WIB.
Baca juga: Tergerus 36 Persen, Laba Adaro Tersisa USD1,21 Miliar
Pembayaran dividen pada 12 Januari 2024. Pembayaran dividen itu, bersandar pada laporan keuangan per 30 September 2023 dengan tabulasi laba bersih USD1,21 miliar. Saldo laba ditahan dengan alokasi penggunaan belum ditentukan USD5,13 miliar. Total ekuitas terakumulasi USD7,41 miliar.
Berdasar komposisi pemegang saham, Adaro strategic Investment akan meraih USD175,64 juta atau 43,91 persen dari total dividen. Lalu, Garibaldi Thohir akan menerima USD24,72 juta atau 6,18 persen. Berikutnya, Affiliation akan menadah USD29,88 juta atau 7,47 persen. Edwin Soeryadjaya akan mengempit USD13,16 juta atau 3,29 persen.
Baca juga: Melorot 19 Persen, Laba Adaro Minerals Tersisa USD163 Juta
Selanjutnya, Theodore Permadi Rachmat akan menerima USD10,16 juta atau 2,54 persen. Sedang investor publik akan memperebutkan 32,78 persen. Per 30 September 2023, Adaro Energy mencatat laba bersih USD1,21 miliar, menukik 35,9 persen dibanding periode sama 2022 sejumlah USD1,903 miliar. Efeknya, laba per saham dasar susut ke USD0,03941 dari posisi sama 2022 di level USD0,06122.
Itu dipicu pendapatan usaha turun 15,7 persen secara tahunan menjadi USD4,981 miliar. Padahal, perseroan mentabulasi volume penjualan 49,12 juta ton alias tumbuh 11 persen. Sayangnya, nilai ekspor batu bara kepada pihak ketiga turun 20,7 persen menjadi USD4,098 miliar. Pemantiknya, harga jual rata-rata turun 25 persen. (abg)