indoposnews.co.id – Stock split menjadi berkah bagi PT Bank Central Asia (BBCA). Itu bisa ditilik dari nilai kapitalisasi pasar perseroan bertengger di kisaran Rp943 triliun. Market cap BCA itu, sangat potensial untuk menjebol angka Rp1.000 triliun.
Memang menyudahi perdagangan Jumat (15/10), saham BCA mengalami koreksi 100 poin atau 1,29 persen menjadi Rp7.650 per saham jika dibanding perdagangan Kamis (14/10) di kisaran Rp7.750 per saham. Padahal, awal perdagangan, saham BCA begitu perkasa yaitu langsung melambung ke posisi Rp7.800 per saham.
Baca juga: Segera Jatuh Tempo, Obligasi Barito Pacific Menyandang Peringkat idA
Pada perdagangan sesi I Kamis (14/10), saham BCA menguat 75 poin atau 3,32 persen menjadi Rp7.775 persen. Sebelumnya, akhirnya tutup di level Rp7.750 per saham. Nilai kapitalisasi pasar BCA kala itu, sempat mencapai Rp958,46 triliun. Sepanjang pekan ini, berdasar data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Sabtu (16/10), saham BCA ditransaksikan 245.426 kali. Tertinggi sepanjang periode 11-15 Oktober 2021 dengan nilai perdagangan teratas Rp5,98 triliun.
Nilai kapitalisasi pasar BCA itu, jauh meninggalkan para rival terdekatnya. Taruh misalnya Bank Rakyat Indonesia (BBRI) hanya mengantongi market cap Rp648 triliun. PT Telkom Indonesia (TLKM) hanya Rp377 triliun. Bank Mandiri (BMRI) dengan market cap Rp330 triliun. Dan, Astra International sebesar Rp253 triliun.
Baca juga: Mau Rights Issue, Bank Aladin Syariah Malah Tekor Rp25,45 Miliar
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyebut nilai kapitalisasi pasar BCA terbesar untuk bank kawasan ASEAN. Market cap BCA setelah stock split setara USD66 miliar dengan asumsi kurs Rp14.200 per USD. Capaian itu, klaim Jahja melampaui nilai kapitalisasi pasar bank terbesar Singapura, DBS dengan nilai kapitalisasi pasar USD57 miliar atau setara Rp815 triliun. ”Tentu bersyukur atas capaian ini. Itu menjadi bukti respons dalam dan luar negeri begitu antusias terhadap saham BCA,” tegas Jahja.
Sekadar informasi, BCA resmi menerapkan harga baru stock split saham dengan rasio 1:5. Artinya, setiap satu saham dipecah menjadi 5 saham baru. Nilai nominal per saham BCA sebelum stock split Rp62,5 per saham, sedang nilai nominal per saham BCA setelah stock split menjadi sebesar Rp12,5 per lembar. (abg)