indoposnews.co.id – Merdeka Copper Gold (MDKA) terpaksa puasa dividen tahun buku 2023. Senilai USD100 ribu dari laba setelah pajak tahun buku 2023 disisihkan sebagai dana cadangan. Lalu, sisanya USD5,56 juta dari laba tahun berjalan ditetapkan sebagai saldo laba ditahan.
Keputusan itu, telah dipatenkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan, dan luar biasa pada 12 Juni 2024. Sekadar informasi, sepanjang 2023, perseroan merugi USD20,65 juta. Bengkak 135 persen dari episode sama tahun sebelumnya surplus USD58,42 juta. So, rugi per saham dasar menjadi USD0,0009 dari periode sebelumnya dengan laba USD0,0025.
Pendapatan usaha USD1,70 miliar, melambung 97 persen dari posisi sama tahun sebelumnya USD869,87 juta. Beban pokok pendapatan USD1,56 miliar, bengkak dari USD705,22 juta. Laba kotor USD145,67 juta, susut dari posisi sebelumnya USD164,65 juta. Beban umum dan administrasi USD48,93 juta, turun dari USD53,06 juta.
Baca juga: Belum Berakhir, Paraga Gulung Saham BSD City Rp17 Miliar
Di samping absen dividen, pemegang saham merestui rencana perseroan private placement maksimal 2,44 miliar lembar. Pengeluaran saham baru itu setara 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Penerbitan saham anyar itu, dibalut nilai nominal Rp20. Aksi korporasi itu, akan digeber dalam tempo 2 tahun setelah mendapat restu para investor.
Dana hasil private placement untuk sejumlah keperluan. Tepatnya, sekitar 30 persen untuk modal kerja perseroan, dan grup perseroan. Lalu, untuk pengembangan usaha baik melalui belanja modal, pembelian saham, pembelian aset, penyertaan saham, atau metode transaksi lainnya sesuai dengan industri grup perseroan.
Penerbitan saham baru itu, akan mendongkrak jumlah saham beredar perseroan. Dengan begitu, diharap meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan. Selain itu, private placement akan memberi tambahan dana untuk mendukung pengembangan usaha perseroan, dan memperkuat struktur permodalan.
Baca juga: Teliti! Ini Jadwal Dividen Pakuwon Jati Rp433 Miliar
Setelah penuntasan private placement, persentase kepemilikan saham dari pemegang saham perseroan saat ini akan mengalami dilusi maksimum 9,091 persen. Secara umum, private placement akan memberi dampak langsung terhadap struktur permodalan, dan likuiditas perseroan.
Dengan asumsi harga penutupan saham perseroan pada 3 Mei 2024 dikisaran Rp2.560 per lembar, dan kurs tengah Bank Indonesia Rp16.202 per USD, kondisi keuangan dan ekuitas perseroan setelah private placement akan mengalami peningkatan sebesar USD386,68 juta. So, rasio utang terhadap ekuitas menjadi 0,7 kali dari sebelumnya 0,8 kali. (abg)