indoposnews.co.id – Produsen miras, PT Delta Djakarta (DLTA) bakal menebar dividen Rp240 miliar. Dividen itu Rp188,05 miliar dari bersih tahun lalu, dan Rp52,15 miliar dari saldo laba. So, pemegang saham akan mendapat dividen Rp300 per lembar.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menikmati setoran dividen dari Dalta Djakarta senilai Rp60,1 miliar. Menanjak 13 persen dari periode sama 2020 dengan santunan dividen Rp52,5 miliar. Pemprov DKI menerima setoran dividen tersebut menyusul kepemilikan saham sebanyak 26,25 persen alias 210,2 juta lembar. Lalu, San Miguel Malaysia merengkuh 467 juta lembar setara dengan porsi kepemilikan 58,33 persen.
Baca juga: Demi Rakyat Kecil, Bank BTN Gelar Akad Kredit Massal 21 Ribu Unit
Laba dasar dan dilusian per saham Delta Djakarta sepanjang tahun lalu tercatat Rp235 per saham, meningkat dibanding periode sama 2020 sejumlah Rp155. Dengan begitu, dividend payout ratio (DPR) mencapai 127,6 persen. Keputusan itu, telah dipatenkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan Delta Djakarta pada Kamis, 16 Juni 2022.
Sepanjang tahun lalu, Delta Djakarta mencetak laba bersih Rp188,04 miliar, melangit 51,60 persen dari edisi sama 2020 di level Rp124,03 miliar. Dengan begitu, laba dasar dan dilusian per saham Rp235, naik 51,61 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp155.
Baca juga: Absen Dividen, Bumi Serpong Damai Fokus Kembangkan Proyek Unggulan
Total ekuitas Rp1,010 triliun, turun tipis dari periode sebelumnya di level Rp1,019 triliun. Total aset lancar Rp1,17 triliun, melerat 6,36 persen dari periode sama 2020 di kisaran Rp1,10 triliun. Total aset tersendat Rp134,32 miliar, naik 10,33 persen dari edisi sama 2020 di level Rp121,74 miliar. So, total terakumulasi Rp1,30 triliun, menanjak 6,55 persen dari edisi sama 2020 di level Rp1,22 triliun.
Total liabilitas terkumpul Rp298,54 miliar, melejit 45,14 persen dari periode sama 2020 di kisaran Rp205,68 miliar. ”Lonjakan total utang itu terjadi karena kenaikan utang pajak, biaya masih harus dibayar, dan utang lain-lain termasuk utang cukai berkala,” jelas Alan De Vera Fernandez Direktur Keuangan Delta Djakarta. (abg)