Indoposonline.NET – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat. Sepanjang perdagangan hari ini, Senin (16/8), Indeks akan mengitari level support 6.104, dan resisten di kisaran 6.205.
Lanjar Nafi, Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia, menyebut secara teknikal Indeks terkonsolidasi pada level Moving Average 5 hari. Itu terjadi setelah pada perdagangan sebelumnya berhasil rebound pada support bullish trendline, dan Moving Average 50 dan 20 hari.
Baca juga: Bumi Resources Minerals Banderol Rights Issue Rp70 per Saham
Indikator stochastic menjenuh pada momentum bearish berpotensi reversal jangka pendek. Indeks berada pada jalur tren positif menuju resisten 6.205-6.250 sebagai resistance channeling trend. Secara teknikal peluang Indeks untuk mengentas dari zona merah sangat terbuka. Sejumlah saham dapat dicermati secara teknikal antara lain Aneka Gas Industri (AGII), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Indofood CBP (ICBP), Japfa Comfeed (JPFA), Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), Tower Bersama Infrastructure (TBIG), Sarana Menara (TOWR), dan Unilever (UNVR).
Akhir pekan lalu, Indeks minus 0,16 poin ke level 6.139,49. Itu diikuti lompatan saham perbankan seperti BBCA, BBRI, dan BMRI. Lalu, saham-saham infrastruktur terkoreksi seperti TLKM, dan FREN. Katalisator akhir pekan minim menjadi faktor utama pergerakan indeks cenderung moderate. Indeks sektor Industri naik 0,71 persen, konsumer primer menguat 0,65 persen, dan keuangan surplus 0,55 persen memimpin penguatan sektoral saat indeks konsumsi nonprimer minus 1,66 persen, teknologi turun 1,55 persen, dan infrastruktur tekor 1,10 persen. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih Rp447,51 miliar.
Baca juga: Kebut Sejumlah Proyek, Waskita Karya Jajakan Rights Issue 24,56 Miliar Lembar
Sementara itu, bursa Asia bersiap mengawali pekan dengan bergerak stabil. Investor menanti data penting Tiongkok untuk mengukur bagaimana dampak strain virus delta pada pemulihan ekonomi. Angka penjualan ritel, dan produksi industri China akan rilis awal pekan, dan akan menunjukkan pertumbuhan melambat pada Juli di tengah pembatasan mobilitas untuk memerangi wabah virus, dan musibah banjir.
Investor juga terkesima oleh tindakan keras pemerintah Tiongkok terhadap industri swasta, dan potensi pelonggaran kebijakan moneter. Harga komoditas energy bervariasi. Harga minyak mentah WTI tekor 0,94 persen, dan harga batubara naik 0,56 persen. Sedang harga komoditas logam mayoritas naik dipimpin timah surplus 0,62 persen, dan Nikel menguat 0,10 persen. Sentimen dari dalam negeri, investor akan bersikap hati-hati menyambut libur kemerdekaan Indonesia pada Selasa (17/8), dan menanti data neraca perdagangan pada Rabu (18/8). (abg)