indoposnews.co.id – Pertamina Geothermal Energy (PGEO) mempunyai simpanan dana initial public offering (IPO) senilai Rp5,93 triliun. Dana tersebut ditempatkan di dua bank BUMN yaitu Bank Mandiri (BMRI), dan Bank BRI (BBRI). Penempatan dana itu, dibalut dengan bunga 6,8-7,15 persen.
Sisa dana IPO itu, senilai Rp3,08 triliun mengembang di Bank BRI dengan tingkat bunga atau bagi hasil 7,15 persen. Penempatan dana tersebut berdurasi triwulanan. Selanjutnya, sejumlah 1,64 triliun mengendap di Bank Mandiri berbanderol bunga atau bagi hasil 6,8 persen dengan jangka penyimpanan bulanan.
Dan, terakhir membiak di Bank BRI sejumlah Rp1,19 triliun berdurasi bulanan. Dan sebesar itu, dibalut dengan tingkat bunga atau bagi hasil 6,83 persen. Sekadar informasi, pada 16 Februari 2023 lalu, anak usaha Pertamina itu, mengantongi dana hasil IPO bersih sejumlah Rp8,77 triliun.
Baca juga: Kapok Laba, Borneo Olah Sarana Berbalik Tekor Rp127 Miliar
Itu setelah dikurangi biaya emisi-emisi penawaran umum senilai Rp283,1 miliar dari total dana hasil IPO kotor sebesar Rp9,05 triliun. Dan, sebesar Rp2,84 triliun dari dana IPO tersebut terserap untuk sejumlah keperluan perseroan. Misalnya, Rp369,96 miliar atau 5,80 persen untuk capital expenditure (Capex).
Tepatnya, untuk investasi pengembangan kapasitas tambahan dari WKP operasional perseroan saat ini dilakukan melalui pengembangan konvensional, dan utilisasi co-generation technology. Lalu, Rp942,49 miliar untuk capital expenditure (Capex) atau investasi pengembangan kemampuan digital, analitik, dan manajemen reservoir untuk mendukung production, operation & maintenance excellence.
Dan, terakhir senilai Rp1,53 triliun untuk pembayaran sebagian facilities agreement pada 23 Juni 2021. Facilities agreement itu, melibatkan perseroan dengan mandated lead arrangers, kreditur sindikasi awal, dan PT Bank Mandiri (BMRI) sebagai facility agent. (abg)