indoposnews.co.id – GTS Internasional (GTSI) menoreh kinerja positif sepanjang tahun lalu. Itu tidak lepas Tata kelola perusahaan baik, salah satu perangkat mengatur hubungan, keseluruhan organ-organ perusahaan, dan pemangku kepentingan.
Perseroan berkomitmen optimalisasi kualitas penerapan tata kelola perusahaan agar sesuai prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) berlaku secara universal, konsisten, dan berkesinambungan. ”Itu dilakukan untuk mempersiapkan organisasi perusahaan menghadapi dinamika bisnis tidak terduga di masa mendatang,” tutur Tammy Meidharma, Direktur Utama GTS Internasional.
Baca juga: Lego 870 Juta Saham GTS International, Sarana Niaga Malah Tekor Rp870 Juta
Sejak 2021, pasar gas alam cair global telah mengetat, dan konsumsi gas global diperkirakan menurun 0,8 persen pada 2022 sebagai dampak kontraksi 10 persen Eropa, dan tidak adanya perubahan dalam permintaan Asia Pasifik. Sepanjang tahun ini, konsumsi gas secara global diprediksi hanya tumbuh 0,4 persen, tetapi prospek ini juga akan terpengaruh berbagai ketidakpastian.
Meski demikian, industri gas alam cair Indonesia tahun ini akan lebih stabil, dan tidak terlalu terpengaruh pasokan Rusia. Gas bumi saat ini juga telah menjadi andalan proses transisi dari energi kotor ke energi bersih sehingga produk gas alam cair alias Liquefied Natural Gas (LNG) Indonesia juga akan terus meningkat. Satuan Kerja khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas) mematok produksi LNG tahun ini sebesar 204 kargo, lebih tinggi dibanding realisasi produksi LNG tahun lalu 196 kargo.
Baca juga: GTS Internasional Ganti Pengendali, Ini Ekspektasi Manajemen
Selain itu, proyeksi pasar LNG Indonesia masih didominasi rencana proyek regasifikasi telah dicanangkan pemerintah dalam Kepmen ESDM no 249/2022 tentang penunjukan PLN dalam melakukan migrasi dari bahan bakar minyak ke bahan bakar LNG. Itu mencakup energi transisi, dan energi bersih untuk beberapa pembangkit listrik Indonesia.
Dengan lonjakan permintaan terhadap ketersediaan clean energy baik secara domestik maupun internasional, perseroan bergerak dalam industri kapal pengangkutan dan infrastruktur LNG, siap melayani dengan terus menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan secara lingkungan hidup.
Baca juga: SNB Jual 197,86 Juta Saham GTS Internasional Raup Rp10,88 Miliar
Per 31 Desember 2022, perseroan mencatat pendapatan USD41,22 juta. Melesat 34,03 persen dibanding periode sama 2021 sebesar USD30,75 juta. Laba bersih meroket 143,03 persen menjadi USD5,12 jut dari edisi sama tahun sebelumnya tekor USD11,91 juta. Per segmen usaha, pendapatan juga mulai membaik. Itu mengindikasikan langkah strategis telah dirumuskan, dan diimplementasikan sejak awal 2022 membuahkan hasil.
Perseroan juga tetap berada dalam posisi keuangan aman, dengan total asset USD123,80 juta akhir 2022. Itu didukung ekuitas menguat menjadi USD56,96 juta, meningkat 18,55 persen dari akhir tahun sebelumnya USD48,04 juta. ”Arus kas juga menguat, dengan kas dan setara kas awal 2022 sebesar USD13,52 juta menjadi USD20,36 juta akhir tahun buku 2022,” tegas Dandun Widodo Direktur GTSI.
Baca juga: Segar, GTS Internasional Simpan Dana IPO Rp53,6 Miliar
Profitabilitas juga naik secara signifikan dengan net profit margin naik menjadi 12 persen dari akhir 2021 minus 39 persen. Likuiditas masih terjaga dengan rasio lancar 117,89 persen, dan rasio liabilitas terhadap ekuitas 117,34 persen. Aset turun 3,79 persen menjadi USD123,80 juta tersebab koreksi akun aset tidak lancar dengan porsi dominan terhadap komposisi aset. Aset tidak lancar tahun lalu turun 23,60 persen dari tahun sebelumnya, disebabkan reklasifikasi akun aset hak guna – neto.
Nilai liabilitas tahun lalu turun 17,11 persen menjadi USD66,83 juta. Terutama disebabkan penurunan akun liabilitas jangka panjang dengan porsi dominan terhadap komposisi liabilitas. Liabilitas jangka panjang tahun lalu turun 47,82 persen terutama karena per 31 Desember 2022, perseroan mengklasifikasi seluruh liabilitas sewa kapal menjadi liabilitas tersedia untuk dijual. Selain itu, perseroan telah melunasi liabilitas sewa kendaraan pada Juli 2022. Sementara itu, liabilitas jangka pendek meningkat 40,30 persen menjadi USD39,42 juta disebabkan mereklasifikasi liabilitas dalam akun liabilitas tersedia untuk dijual.
Baca juga: Sajikan Layanan Ini, Jasa Armada Gandeng GTS Internasional
Ekuitas per 31 Desember 2022 tercatat USD56,96 juta. Naik 18,55 persen dibanding pencapaian 2021 tersebab peningkatan penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi. Nilai pendapatan naik 34,03 persen menjadi USD41,22 juta dibanding edisi sama 2021 sebesar USD30,75 juta. Itu disebabkan peningkatan seluruh komponen pendapatan termasuk jasa sewa kapal, dan pengelolaan kapal perseroan. Beban pokok pendapatan turun 15,22 persen menjadi USD26,69 juta.
Sementara itu, beban operasi lainnya turun dari USD7,80 juta menjadi USD2,10 juta. Laba tahun berjalan USD5,12 juta, meroket dari edisi sama 2021 rugi USD11,91 juta. total penghasilan – komprehensif tahun berjalan USD11,73 juta dari sebelumnya rugi komprehensif tahun berjalan USD16,21 juta. Kas dan setara kas USD20,39 juta. Meningkat USD6,87 juta dibanding posisi sama 2021 mencapai USD13,52 juta.
Baca juga: Bank JTrust Klaim Fundamental Solid, Padahal?
Itu antara lain disebabkan peningkatan total kas bersih dari aktivitas operasi 31050,50 persen menjadi USD24,55 juta dari minus USD79,32 ribu pada 2021. Total arus kas bersih dari aktivitas investasi tercatat USD1,62 juta melejit dari tahun sebelumnya minus USD10,22 juta. Kemudian total arus kas bersih dari aktivitas pendanaan mencapai USD17,66 juta dari tahun sebelumnya USD6,01 juta. (abg)