indoposnews.co.id – Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI (SKSG UI) menggelar diskusi publik secara hybrid di Kampus Salemba UI dan ditayangkan melalui Zoom Meeting, pada Rabu (9/3). Acara ini dihadiri anggota DPD RI DKI Jakarta, Fahira Idris, S.E., M.H.; dosen SKSG UI, Sri Yunanto, Ph.D; dan Ketua Program Studi Kajian Terorisme SKSG UI, Muhammad Syauqillah, Ph.D.
Nusantara—yang akan menjadi IKN—tampil dengan konsep forest city, yaitu menjadikan kota berdampingan dengan alam. Nusantara juga mengusung konsep smart dan intellegent city yang menghadirkan tatanan kota modern.
“Karakteristik kota modern adalah adanya masyarakat modern yang memiliki tujuan masa depan bersama dan berpikir jauh ke depan dengan upaya-upaya inovatif melalui pemanfaatan teknologi. Melalui kota dan masyarakat modern, kota ini sejalan dengan konsep kota berkelanjutan,” ujar Fahira pada kesempatan tersebut.
Fahira menambahkan, pembangunan IKN baru harus mengutamakan aspek transparansi, partisipatisi, dan akuntabilitas.
Baca juga : Presiden Joko Widodo Tinggalkan IKN
“Untuk memaksimalkan IKN Nusantara, pemerintah harus setia pada tujuan pembangunan IKN yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024 yang meliputi diversifikasi ekonomi dan peningkatan output ekonomi nontradisional. Dengan tercapainya tujuan tersebut, akan ada manfaat lanjutan, seperti peningkatan pemerataan kesejahteraan di Indonesia—khususnya wilayah timur—pergantian orientasi pembangunan dari Jawa-sentris menjadi Indonesia-sentris, serta mengurangi beban pulau Jawa,” sambungnya.
sementara itu Yunanto, yang juga menjabat sebagai staf ahli Dewan Pertimbangan Presiden, pemindahan ibu kota saat ini sudah menjadi sebuah keharusan. Pulau Jawa yang menanggung beban sekitar 56% dari seluruh populasi penduduk Indonesia dianggap sudah tidak ideal dan menimbulkan masalah lingkungan fisik, seperti air yang sebagian besar sudah tercemar, udara yang tidak sehat, dan banjir karena sedikitnya daerah resapan air. Jakarta yang diprediksi tenggelam dalam beberapa tahun kedepan juga memperkuat alasan pemindahan IKN.
Yunanto melanjutkan, salah satu kendala dalam pemindahan ibu kota saat ini adalah kebutuhan biaya. Diperkirakan anggaran biaya pemindahan ibu kota mencapai Rp500 triliun. Sekitar 50% dari anggaran tersebut direncanakan diambil dari APBN dan 26% sisanya dari investasi BUMN, BUMD, ataupun swasta. Beberapa negara besar juga berminat untuk menaruh investasinya di IKN Nusantara, namun investasi negara lain ini harus diwaspadai agar IKN Nusantara tidak dikuasai pihak asing.
Kondisi Indonesia yang masih dilanda pandemi serta konflik global yang terjadi saat ini turut menjadi pertimbangan dalam rencana pembentukan IKN Nusantara. Pemerintah tidak hanya memikirkan biaya yang besar untuk pemindahan IKN, tetapi juga dana besar untuk subsidi kebutuhan pokok masyarakat yang melonjak naik, seperti minyak goreng. Banyak pihak yang mengkhawatirkan pemindahan IKN membuat pemerintah tidak fokus terhadap penanganan pemulihan ekonomi. Pemindahan IKN juga dikhawatirkan menambah utang negara yang saat ini mencapai Rp6.687 triliun atau setara 39% GDP Indonesia.
Diskusi Publik SKSG ini dilaksanakan dalam rangka Pelantikan Forum Mahasiswa Program Magister Sekolah Kajian Stratejik dan Global (FORMA SKSG) UI periode 2022-2023 yang diselenggarakan sebelum kegiatan diskusi. Pada kesempatan tersebut, Direktur SKSG UI Athor Subroto, Ph.D., melantik Bahal Siregar dari Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam sebagai Ketua Forum Mahasiswa SKSG. Dalam pidato sambutannya, Athor menyampaikan IKN merupakan suatu harapan baru dengan komitmen pemerintah menjadikan IKN sebagai kota yang green, smart, dan accessible yang dapat menjadi contoh bagi kota-kota lainnya di Indonesia. (*/ash)