indoposnews.co.id – PT Sentul City (BKSL) tengah berjibaku menghadapi sejumlah sengketa tanah. Salah satunya dengan satuan tugas penegakan hukum bantuan likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI). Di mana, Sagas BLBI memasangi plang tanah perseroan di Desa Sumur Batu, Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
Merespons itu, Sentul City mengaku Satgas BLBI belum memberikan acuan batas-batas koordinat aset tanah yang dianggap sebagai tanah BLBI. Berdasar perkembangan terkini, Satgas BLBI meminta perseroan untuk menanyakan soal batas tanah sebagai aset BLBI kepada BPN Bogor.
Baca juga: Komisaris Ini Buang 100 Juta Saham Bintraco Dharma, Ada Apa?
Nah, pada 14 Juli 2022, perseroan melayangkan surat tertulis kepada BPN Bogor sesuai arahan Satgas BLBI. Perseroan meminta BPN Bogor untuk memberikan koordinat titik aset tanah BLBI. ”Perseroan masih menunggu tanggapan lebih lanjut dari BPN Bogor,” tulis Richard Susilo, Direktur Sentul City.
Selanjutnya, perseroan belum memiliki rencana menempuh jalur hukum. Pasalnya, belum mendapat gambaran jelas objek tanah bagian mana yang disengketakan termasuk batas-batas, dan luasan. Sepanjang tidak mendapat informasi itu, perseroan tidak dapat menyusun langkah selanjutnya yang paling efektif untuk ditempuh.
Baca juga: Meroket 1.384 Persen, Laba Bersih Black Diamond Tercatat Rp82,39 Miliar
Dampak insiden itu terhadap operasional dan kelangsungan usaha, perseroan diminta menghentikan seluruh aktivitas pengembangan pada tanah yang telah diberi plang oleh Satgas BLBI. ”Namun, tidak berdampak signifikan atas rencana right issue mengingat tanah yang disengketakan hanya 2 persen dari total landbank perseroan,” tegas Richard.
Sekadar informasi, Sentul City anakn menggeber right issue maksimal Rp5,03 triliun. Itu dengan melepas saham baru 100.625.341.623 helai alias 100,62 miliar lembar. Saham biasa seri D itu, dibekali nilai nominal, dan harga pelaksanaan Rp50 per lembar.
Baca juga: Jaga Performa, Avia Avian Siap Bangun 35 Pusat Distribusi Mini
Setiap pemegang dua saham dengan nama tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 6 Oktober 2022 pukul 16.00 WIB berhak atas tiga hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Di mana, setiap satu HMETD memberi hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru harus dibayar penuh saat pelaksanaan HMETD.
Pemegang saham utama perseroan, PT Sakti Generasi Perdana (SGP) berencana melaksanakan HMETD maksimal 53.007.556.119 saham alias 53 miliar lembar atau setara 52,68 persen dari jumlah penawaran, dengan harga pelaksanaan Rp50 per saham atau dengan nilai keseluruhan Rp2,65 triliun.
Baca juga: Tumbuh 24 Persen, Tower Bersama Rengkuh Laba Rp826,14 Miliar
Apabila setelah alokasi tersebut masih terdapat sisa saham, SGP sebagai pembeli siaga, sepakat ambil bagian sisa saham maksimum 47.617.785.504 saham alias 47,61 miliar lembar setara 47,32 persen dari sisa saham senilai Rp2,38 triliun. Saham baru dari portepel itu, mewakili 60 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah right issue.
Bagi pemegang saham yang tidak mengeksekusi haknya dalam aksi tersebut akan mengalami dilusi kepemilikan sebesar 60 persen setelah right issue tuntas. Dengan begitu, jumlah saham tercatat setelah right issue menjadi 167,7 miliar lembar alias bertambah 60 persen dari sebelumnya hanya 67,08 miliar lembar.
Baca juga: Right Issue, dan Private Placement, Bank Banten Tunggu Restu Saudagar
Dana hasil right issue sekitar 18,41 persen untuk membayar utang kepada Bintang Harapan Desa senilai Rp166,5 miliar, Daya Kharisma Nusantara Rp215 miliar, Golden Capital Foundation Ltd Rp358,77 miliar, Fajar Abadi Masindo Rp15 miliar, Alam Raya Hijau Rp99,79 miliar, dan Queen Bridge Investment Ltd Rp61,27 miliar.
Lalu, sekitar 0,87 persen untuk penambahan penyertaan modal kepada PT Sukaputra Graha Cemerlang untuk pembayaran utang kepada Queen Bridge Investment Ltd sehubungan dengan aktivitas operasional Rp43,5 miliar. Selanjutnya, sekitar 76,34 persen akan digunakan untuk melakukan ekspansi, dan pengembangan usaha melalui pembelian tambahan landbank baru yang strategis.
Baca juga: Konversi OWK Rp304,44 Miliar Tuntas, Gerak Saham Bumi Resources Makin Menggoda
Memberi nilai tambah bagi perseroan, dan dapat bersinergi dengan pengembangan usaha, melalui akuisisi tanah/landbank secara langsung dari masyarakat pemilik lahan. Sisanya untuk modal kerja perseroan yaitu pengembangan proyek, biaya pemasaran, biaya operasional, pajak, dan kegiatan operasional lainnya.
Jadwal sementara right issue Sentul City sebagai berikut. Cum right pasar reguler dan negosiasi pada 4 Oktober 2022. Cum right pasar tunai pada 6 Oktober 2022. Ex right pasar reguler dan pasar negosiasi pada 5 Oktober 2022. Ex right pasar tunai pada 7 Oktober 2022. Recording data pada 6 Oktober 2022. Distribusi pada 7 Oktober 2022.
Baca juga: Industri Tumbuh, AKR Corporindo Akselerasi Pembukaan 50 SPBU
Pencatatan di BEI pada 10 Oktober 2022. Periode perdagangan dan pelaksanaan pada 10-24 Oktober 2022. Tanggal akhir pembayaran pada 24 Oktober 2022. Periode distribusi saham baru pada 12-26 Oktober 2022. Akhir pembayaran pemesanan pembelian saham tambahan pada 26 Oktober 2022. Penjatahan pada 27 Oktober 2022. Pembayaran oleh pembeli siaga pada 27 Oktober 2022. Dan, pengembalian kelebihan uang pesanan pada 31 Oktober 2022. (abg)