• Redaksi
Rabu, November 19, 2025
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks
No Result
View All Result
indoposnews.co.id
No Result
View All Result
Home Ekonomi

Raja Kertas

abu by abu
12 November 2022 05:27 - Updated on 14 November 2022 06:39
Disway

Iklan ucapan duka keluarga raja kertas. FOTO - ISTIMEWA

Share on FacebookShare on Twitter

indoposnews.co.id – SAYA kehilangan satu teman lagi: pengusaha kertas. Winarko Sulistyo. Ia punya kakak yang juga punya pabrik kertas. Si kakak punya pabrik di Surabaya: PT Surya Kertas. Si adik punya pabrik kertas di timur Jakarta: PT Fajar Surya Wisesa. Winarko Sulistyo, si adik, meninggal tiga hari lalu. Di Singapura. Dikremasi di sana. Saya mau kirim bunga pun tidak bisa. Tidak dibuka rumah duka di rumahnya di Menteng Jakarta.

Si kakak, Tirto Sulistyo, sudah lebih dulu meninggal dunia: 2014. Teman-teman almarhum tahu kakak-adik itu bersaing keras. Dalam keluarga. Juga dalam bisnis. Tidak ada yang mau kalah. Juga tidak mau bicara. Tapi hasilnya bagus. Dua-duanya maju. Kalau pabrik si adik tambah mesin, si kakak juga beli mesin baru. Mesin baru pabrik kertas selalu lebih besar dan lebih modern. Adu cepat, karena kecepatan mesin menentukan kapasitas. Kian modern, kecepatan mesin kian tinggi.

Mereka juga adu lebar: kian lebar ukuran mesin pembuat kertas, kian tinggi kapasitas. Dulu, lebar mesin kertas itu hanya sekitar 1,5 meter. Sekarang sudah ada mesin pembuat kertas dengan lebar 11 meter. Kertas yang lebar itu lantas dipotong-potong di mesin potong sesuai dengan permintaan pasar. Saya sering bertemu kakak beradik itu. Dulu. Terutama di kegiatan kemasyarakatan. Tentu saya tidak pernah melihat mereka di satu forum yang sama. Sebenarnya mereka sembilan bersaudara tapi hanya dua itu yang saya kenal.

Baca Juga

Spektakuler, Summarecon Expo 2025 Raup Penjualan Rp1,8 Triliun

Kawal Hak Gizi Anak, BGN Luncurkan Call Center SAGI 127

BTN Spin Off Unit Syariah, BSN Menjadi Bank Syariah Terbesar

Berburu Dividen, Elang Mahkota Borong Miliaran Saham Induk SCTV

Baca juga: Toilet Milenial

Saya pernah bertemu khusus dengan Tirto. Untuk minta tolong: please, bikinlah kertas koran. Saya ingin kertas koran diproduksi di dalam negeri. Tirto minta maaf. Surya Kertas memproduksi berbagai macam kertas, tapi tetap tidak mau membuat kertas koran. “Repot pak,” ujarnya. Repot dimaksud urusan birokrasinya. Zaman itu kertas koran diatur pemerintah. Harganya pun dipatok. Kalau pabrik mau menaikkan harga, kenaikan itu harus disetujui asosiasi surat kabar (SPS). 

Asosiasi wartawan (PWI) ikut bersuara: menentang. Pemerintah pun takut memutuskan. Padahal harga bahan baku naik terus. Harga kertas impor juga naik terus. Apalagi kalau impor kertas terhambat. Maka saya berharap ada pabrik kertas di dalam negeri yang memproduksi kertas koran. Setelah gagal ke Surya Kertas saya ke pabrik kertas lain: juga tidak mau. Bingung. Kepepet. Maka saya terpaksa memutuskan Jawa Pos mendirikan pabrik kertas koran sendiri. 

Saya keliling Jerman, Austria, Italia, Swiss, dan Prancis. Lebih 20 pabrik kertas saya kunjungi. Yang baru maupun yang sudah berumur 100 tahun. Ketika ke Prancis, saya tidak pernah ke Paris, Lyon, maupun Lille. Saya dari desa ke desa. Termasuk sampai ke sepelosok Grenoble. Atau Normande. Tidak ada pabrik kertas yang di kota. Saya agak riya’ sedikit, juga keliling Tiongkok. Dan Taiwan. Sekolah. Sekolah. Sekolah. Sekolah kertas. 

Baca juga: Menghitung Hari

Ini mata pelajaran baru sama sekali bagi saya: bagaimana membuat kertas. Pikiran saya pun melambung tinggi. Jumlah koran terus bertambah. Pemakaian kertas naik terus. Kalau sudah punya pabrik kertas sendiri tidak akan pusing lagi. Ternyata salah. Membuat pabrik kertas ternyata lebih sulit daripada membuat berita. Gambaran tidak pusing lagi ternyata keliru. Pusingnya tidak hilang. Hanya pindah: pabrik kertas itu sering berhenti. 

Pusingnya tuh di sini:  listrik PLN begitu sering mati. Byar-pet. Kena giliran. Atau mati sendiri. Kalau hujan mati. Angin kencang mati. Padahal pabrik sebesar itu tidak boleh berhenti-berhenti. Maka, kelak, dua tahun kemudian, saya sekolah lagi. Keliling lagi. Mata pelajaran baru lagi: bikin pembangkit listrik. Tidak mau lagi tergantung hanya ke PLN. Jinjen tidak mau menolong saya. Saya memaklumi alasannya. Masuk akal. Akhirnya penolakan itu telah memaksa saya maju: 

mendirikan pabrik kertas. Mbak Tutut yang meresmikannya. Bersama Jenderal Hartono. Saya undang Sulistyo bersaudara, saya lupa apakah mereka datang. Perhatian saya terfokus ke Mbak Tutut yang lagi terang sinarnyi. Tahun 2013, ketika agak jauh dari Surabaya, saya mendengar: Surya Kertas dalam keadaan sulit. Ia tidak mau minta tolong adiknya. Atau adiknya tidak mau menolong kakaknya. Kesulitan itu begitu sulit. Surya Kertas dipailitkan orang. Pailit.

Baca juga: Bela Papa

Tak lama kemudian saya mendengar berita duka: Tirto meninggal dunia. Ia memang sering sakit. Punya komorbid gula darah. Setahun berikutnya saya dengar drama ini: dalam proses kepailitan itu terjadi kecurangan. Ditemukanlah fakta kuratornya dianggap bermain. Diadukanlah kurator itu ke polisi. Sang kurator ditahan. Tahun 2015 keluar putusan Mahkamah Agung. Putusan pailit pengadilan negeri Surabaya itu dibatalkan. 

Surya Kertas sudah telanjur babak belur. Pemiliknya telanjur meninggal dunia. Yang menarik, apa pun persoalan di antara mereka sang adik tidak tega Surya Kertas tutup alias meninggal dunia. Maka perusahaan itu diambil alih sang adik. Jadilah sang adik punya dua pabrik kertas besar. Sang adik dikenal sebagai orang baik. Pekerja amat keras. Disiplin. Inilah salah satu pengakuan mantan manajer seniornya: “Saya 17 tahun sebagai salah satu asisten terdekat Pak Winarko Sulistyo. 

Dalam keseharian di kantor beliau seorang  pemimpin karismatis.. yang gigih..berani..low profile ..bicara terbuka dengan bawahan…pantang menyerah..berkemauan keras untuk kemajuan perusahaan”. “Setiap ekspansi besar perhitungannya matang sehingga membuat beliau sukses….secara tidak langsung saya banyak belajar dari beliau. Kita bekerja tidak ada kata tidak bisa jika ada kemauan..keinginan..mencari tahu. Kalau kita berusaha dan mau belajar pasti bisa..

Baca juga: Lewat Tengah Malam

jadi  jangan pernah berkata tidak bisa.. .ini motto yang selalu saya ingat sampai hari ini”. Dia tidak kaget mantan bosnya itu meninggal. Usianya sudah 76 tahun. Sudah sering berobat ke Singapura karena memang punya rumah di sana. Ia punya komorbid yang sama dengan kakaknya: gula darah. Sang adik juga dikenal tidak mau menyusahkan orang. Maka ketika meninggal dunia jenazahnya minta dibakar saja. Itu pun cukup dilakukan di Singapura. 

Tidak usah repot mengurus jenazah pulang ke Indonesia. Kremasinya pun dilakukan hanya sehari setelah meninggal dunia. Demikian juga poster digital berita dukanya. Sangat sederhana. Tidak menyebut di rumah sakit mana meninggal, tanggal 8 November itu jam berapa. Pun tidak menyertakan nama Vilia, istrinya. Di Poster perkabungan itu juga tidak ada nama anak-anak, menantu, dan cucu. Tidak ada karangan bunga. Tidak ada rumah duka. Tidak ada yang melayat.

Yang lebih hebat dari sang kakak adalah: exit strategy bisnisnya. Ketika sudah tua dan sering sakit ia bikin putusan besar: pabrik kertas itu dijual. Pembelinya perusahaan Thailand. Grup Siam Cement. Salah satu produk Fajar Surya Wisesa adalah kertas kraft. Bisa dipakai untuk sak semen. Harga jualnya sangat baik. Jauh melebihi untuk biaya ke surga: Rp 9,7 triliun. Sang kakak biasa dipanggil Jin-jen. Sang adik dipanggil Jin-guo. Amitohu: dua-duanya sudah rukun kembali di surga Tuhan mereka. (Dahlan Iskan)

Tags: BUMNdahlan iskandiswayEks MenteriMatiRaja KertasSurya Fajar WisesaWafat

Berita Terkait

Spektakuler, Summarecon Expo 2025 Raup Penjualan Rp1,8 Triliun
Ekonomi

Spektakuler, Summarecon Expo 2025 Raup Penjualan Rp1,8 Triliun

2025/11/18
Kawal Hak Gizi Anak, BGN Luncurkan Call Center SAGI 127
Headline Utama

Kawal Hak Gizi Anak, BGN Luncurkan Call Center SAGI 127

2025/11/18
BTN Spin Off Unit Syariah, BSN Menjadi Bank Syariah Terbesar
Ekonomi

BTN Spin Off Unit Syariah, BSN Menjadi Bank Syariah Terbesar

2025/11/18
Berburu Dividen, Elang Mahkota Borong Miliaran Saham Induk SCTV
Ekonomi

Berburu Dividen, Elang Mahkota Borong Miliaran Saham Induk SCTV

2025/11/18
Susul Perusahaan Arab, Karya Investama Gulung Miliaran Saham MNC Energy
Ekonomi

Susul Perusahaan Arab, Karya Investama Gulung Miliaran Saham MNC Energy

2025/11/18
Noval Abuzarr Wakil Ketua Harian DPP GEKRAFS
Nasional

Noval Abuzarr : GEKRAFS Meneguhkan Posisi Kreatif Indonesia di Panggung Global

2025/11/18

Populer

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

Simak! Ini Perbedaan kuliah Administrasi Perkantoran dan Administrasi Bisnis

6 Januari 2022 15:59
Ade Jona Prasetyo

Sosok Ayah Inspirasi Ade Jona Prasetyo Raih Kesuksesan

25 Oktober 2021 13:24
Karnaval SCTV

Karnaval SCTV Digelar di Bogor, Catat Tanggal, dan Intip Para Bintangnya

15 Juli 2022 11:11
Lucy In The Sky

Kendalikan Lucy In The Sky, Ini Bisnis yang Digeluti Delta Wibawa Bersama

23 April 2022 13:27
Jumpa pers PT.HDI menyingkapi kasus hukum yang menimpa JE di kantor PT. HDI di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/7)I

Langgar Kode Etik, HDI Hentikan Keanggotaan JE

8 Juli 2022 19:10
we Tv (Foto : ist)

WeTV Rilis Fitur Sewa Konten WeTV Original

30 April 2022 00:16
istimewa

Dari Game Mobile Legend, Zeva Christian Buktikan Gen Z Bisa Hasilkan Cuan Miliaran

26 September 2023 16:27
Kertas Basuki Rachmat

Kejagung Sita Aset Kertas Basuki Rachmat Indonesia, Ini Penjelasan Manajemen 

22 Maret 2022 12:00
King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

King Kevin, Sosok di Balik Suksesnya Planet Gadget yang Suka Bikin Konten Motivasi di Tiktok

2 Desember 2022 15:06
Allo Bank

Gemar Transaksi, Ali Gunawan Koleksi 7,95 Juta Saham Bank Milik Chairul Tanjung

2 Februari 2022 18:27

Pilihan Redaksi

Aneka Gas Industri

Tambah Produksi Oksigen, Jokowi Puji Aneka Gas Industri-Samator

16 Juli 2021 19:27
Emil Dardak

Emil Dardak Plototi Pelaksanaan Pembelajaran tatap Muka di Lamongan

31 Agustus 2021 00:04
Dua Putra

Lakoni PKPU Tetap 90 Hari, Dua Putra Akui Operasional Normal

13 Maret 2022 07:57

Used Car Dealer Sales Tricks Exposed

24 Januari 2015 09:23
Respons BI, IHSG Berayun Sideways

Profit Taking, Potensial Ganjal Laju IHSG

30 Juli 2024 07:27
Dosni Roha

Merosot 501 Persen, Dosni Roha Berselimut Rugi Rp116,61 Miliar

18 April 2023 12:27
Sediakan Pembiayaan Inovatif, BTN Syariah Gandeng IsDB

Sediakan Pembiayaan Inovatif, BTN Syariah Gandeng IsDB

26 Mei 2025 09:27
Penyanyi Shakira dan kekasihnya yang merupakan pemain sepak bola Gerard Piqué berpisah. (indoposnews)

Sebelas Tahun Bersama, Penyanyi Shakira dan Gerard Piqué Berpisah

5 Juni 2022 08:56
Tausiyah Bertajuk “Bijak Dalam Mengajak” yang Disampaikan Alif (Pati) Menuai Pujian dari Parda Dewan Juri. (foto : indoposnews/ist)

Alif Peserta AKSI Pati Berhasil Memukau Hati Juri

19 April 2022 16:50 - Updated on 20 April 2022 01:38
Dua warga menerobos genangan air di Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/10/2021)

KP2C : Waspada Luapan Air di Bekasi Malam ini

30 Oktober 2021 22:10

About

indoposnews.co.id

“Berita Terbaru Indonesia”
Alamat :
Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta.
Telepon : 02174773761
Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Follow us

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

No Result
View All Result
  • Home
  • NEWS
    • Nasional
    • Politik
    • Nusantara
    • Hukum
    • Ibu Kota Negara
    • COVID-19 UPDATE
  • Ekonomi
    • Tekno
  • Olahraga
  • JABODETABEK
  • Gaya Hidup
    • Fashion
    • Beauty
    • Health & Fitness
    • Hunian
    • Jalan- Jalan
    • Kids
    • Kuliner
    • Pendidikan
    • Otomotif
  • HIBURAN
    • selebritis
    • Musik
    • Film
      • Review Film
    • Televisi
    • Mancanegara
    • Bollywood
    • K – pop
    • Budaya
  • Opini
  • Indeks

Alamat : Grand Slipi Tower, Lantai 9 Unit O, Jalan Jend. S. Parman Kav 22-24, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Telepon : 02174773761 Email : redaksiindoposnews@gmail.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
indoposnews.co.idLogo Header Menu