Indoposonline.NET – Insiden kebakaran menimpa MT Ketaling. Si jago merah melalap kapal milik PT Pertamina International Shipping (PIS) sepanjang 15 menit. Peristiwa kebakaran klaim Pertamina Shipping tidak mengganggu operasional.
Artinya, layanan angkutan anak perusahaan PT Pertamina tersebut tetap berjalan normal. Api menjalar cepat kala MT Ketaling berada di Galangan PT Multi Ocean Shipyard (MOS), anak usaha PT Soechi Lines (SOCI), untuk dilakukan docking repair mulai dilaksanakan pada 24 Juni 2021.
Baca juga: Bio Farma Lipat Gandakan Produksi Vaksin Covid-19
Kebakaran sebuah kapal tanker PT MOS terjadi di Karimun, Kepulauan Riau terjadi pada Sabtu (10/7). Nah, berdasar pantauan, asap hitam tebal dari kapal terbakar membubung tinggi. ”Asap mengepul,” kata seorang warga.
Sekadar informasi, sepanjang 2020, Pertamina International Shipping meraih pendapatan usaha USD598,86 juta. Menanjak 121 persen dibanding periode sama 2019 sejumlah USD493,97 juta. Lompatan itu, sukses mendongkrak laba usaha meroket 146 persen menjadi USD98,83 juta dari fase sama 2019 di kisaran USD67,62 juta.
Baca juga: Modernisasi Koperasi, Kemenkop & UKM Jalankan Transformasi Ini
Ebitda PIS meningkat 206 persen menjadi USD164,77 juta dari periode sama 2019 di kisaran USD80,16 juta. Alhasil, laba tahun berjalan melangit 126 persen menjadi USD83,70 juta dari edisi sama 2019 di level USD66,58 juta. Laba bersih naik disebabkan usaha optimasi operasi. Kenaikan beban operasi berbanding lurus dengan kenaikan pendapatan secara proporsional.
”Selanjutnya, kenaikan beban umum & administrasi dipengaruhi peningkatan biaya human capital seiring perluasan struktur organisasi, dan biaya konsultansi untuk proses restrukturisasi,” tutur Diah Kurniawati, Direktur Keuangan Pertamina International Shipping.
Baca juga: Wall Street Kompak Naik, Investor Pelototi Darurat Jepang
Kenaikan laba bersih juga membuat posisi ekuitas ikut terdongkrak menjadi USD347,33 juta dari periode sama 2019 di kisaran USD263,65 juta. Aset tercapai USD548,36 juta atau naik dari tahun sebelumnya USD419,06 juta. Total liabilitas tercatat USD201,02 juta atau meningkat dari 2019 tercatat USD155,40 juta. Itu dipengaruhi peningkatan utang usaha seiring lonjakan beban operasi. (abg)