indoposnews.co.id – PT Semen Indonesia (SMGR) alias (SIG) terus menggenjot volume penjualan domestik. Itu seiring lonjakan permintaan semen nasional di tengah tantangan kompetisi kian ketat, dan kondisi pandemi masih terjadi.
Sebagai leader industri semen, SIG terus berusaha maksimal mempertahankan pangsa pasar. Menjaga optimalisasi utilisasi pabrik dalam mencapai efisiensi biaya. Terus menciptakan peluang melalui inovasi produk, dan layanan untuk meningkatkan penjualan. “Sebagai perusahaan telah menjadi perusahaan penyedia solusi building material, SIG telah mengembangkan berbagai produk, jasa, dan solusi berkelanjutan bagi masyarakat,” tutur Direktur Marketing dan Supply Chain SIG, Adi Munandir, pada ajang public expose live, Kamis (9/9).
Baca juga: Garuda Hargai Putusan Pengadilan Arbitrase
Saat ini, SIG memiliki lima merek memenuhi pasaran Indonesia. Yaitu Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, Semen Andalas, dan satu brand di Vietnam yaitu Thang Long Cement. SIG menawarkan produk semen kantung baik serbaguna, maupun produk semen untuk aplikasi tertentu lebih ekonomis, berbagai tipe semen curah sesuai karakteristik tiap jenis proyek sehingga lebih tepat guna, dan efisien.
Selain produk semen, SIG juga menyediakan berbagai solusi beton telah dikembangkan. Misalnya, Minimix, memungkinkan proyek skala kecil menggunakan produk readymix (beton jadi), SpeedCrete memungkinkan penyelesaian pengerjaan konstruksi jalan lebih cepat dan bebas macet, serta ThruCrete dapat menyediakan daerah resapan air, dan mengurangi risiko banjir. ”SIG juga mengembangkan solusi untuk mendukung program pengembangan rumah murah melalui DynaHome, memungkinkan pembangunan rumah 12 kali lebih cepat dibanding pembangunan secara konvensional,” imbuh Adi.
Baca juga: Realme Luncurkan Pad, Simak Ulasannya
Sisi digital, SIG juga telah memiliki tiga platform digital yaitu SobatBangun, AksesToko, dan SIG online store, memudahkan pelanggan mendapat pelayanan membangun, dan membeli semen, terutama dalam situasi pandemi Covid-19 dengan berbagai pembatasan aktivitas fisik. Pada paruh pertama tahun ini, SIG mencatat volume penjualan naik 5,7 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Pendapatan meningkat 1,2 persen sejalan pertumbuhan volume penjualan. Beban pokok pendapatan meningkat 3,7 persen seiring kenaikan volume penjualan, dan peningkatan harga batubara merupakan sumber energi dengan porsi cukup signifikan pada beban pokok pendapatan. SIG berusaha menekan pertumbuhan beban usaha, dan melaksanakan pengelolaan arus kas secara disiplin untuk mempercepat pelunasan pinjaman, dan menurunkan beban keuangan perseroan. ”SIG mampu mencatat kenaikan laba bersih Rp181,7 miliar atau tumbuh 29,7 persen pada semester pertama 2021,” tutur Doddy Sulasmono Diniawan, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SIG. (abg)