indoposnews.co.id – Debut PT Kusuma Kemindo Sentosa (KKES) di lintasan papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) berjalan mulus. Saham perdana Kusuma Kemindo mendapat respons positif pelaku pasar. Alhasil, menyudahi sesi I perdagangan Senin, (8/8), saham Kusuma Kemindo melambung 19,05 persen ke posisi Rp125 per lembar.
Saham Kusuma Kemindo menyentuh level tertinggi Rp138 per lembar, dan terendah Rp104 per saham. Total frekuensi perdagangan 37.309 kali dengan volume perdagangan 6,09 juta lot saham senilai Rp63,24 miliar. Saham Kusuma Kemindo dibuka menguat 9 poin ke level Rp114 per lembar. Dengan fakta itu, Kusuma Kemindo menahbiskan diri sebagai perusahaan tercatat ke-36 edisi 2022, dan perusahaan tercatat ke-802 BEI.
Baca juga: Tower Bersama Infrastructure Siap Lunasi Obligasi Jatuh Tempo Rp1,2 Triliun
Sambutan luas investor itu sudah tampak sebelum listing. Itu terbukti dengan kelebihan permintaan alias oversubscribed 30,45 kali. Pada 2-4 Agustus 2022, perseroan mulai menawarkan 300 juta saham baru setara 20 persen dari modal ditempatkan, dan disetor penuh. Berbekal nilai nominal Rp10 per saham dengan harga pelaksanaan Rp105 per lembar, perseroan meraup dana Rp31,5 miliar.
Dana hasil IPO sekitar 95 persen sebagai modal kerja untuk kegiatan operasional, dan pengembangan bisnis. Rinciannya 30 persen untuk biaya operasional, dan 65 persen untuk pembelian barang dagangan, dan pelunasan utang usaha kepada pemasok. Sisa 5 persen untuk pengembangan sistem informasi, dan teknologi termasuk digitalisasi IT untuk sales, delivery, inventory, dan logistic.
Baca juga: Tawarkan metaNesia, Ini Rencana Strategis Telkom Indonesia
Debut apik itu juga tidak lepas dari perkembangan industri manufaktur yang terus menunjukkan perbaikan. Kondisi itu, memberi jalan kegiatan usaha bidang subsektor manufaktur, dan berbagai usaha penunjang. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membeber data sepanjang kuartal I-2022 industri manufaktur pengolahan nonmigas tumbuh 5,47 persen dibanding pertumbuhan ekonomi periode sama tahun lalu 5,01 persen.
Kemenperin juga mencatat industri kimia, farmasi, dan obat tradisional menjadi salah satu dari dua kontributor teratas sektor manufaktur setelah industri makanan dan minuman. Nah, sebagai perusahaan bergerak bidang usaha perdagangan besar bahan, dan barang kimia, PT Kusuma Kemindo Sentosa (KKES) berpeluang baik untuk berkembang ke depan. Itu karena produk-produk perseroan banyak digunakan berbagai sektor industri manufaktur antara lain industri tekstil, industri plastik, cat, pipa kabel, dan lain-lain.
Baca juga: Mantul, Semester I-2022 Cilacap Fishing Raih Laba Bersih Rp11,65 Miliar
Kusuma Kemindo Sentosa, entitas usaha PT Catur Sentosa Adiprana (CSAP) dengan kepemilikan 51 persen. Setelah go public, saham Catur Sentosa berkurang menjadi 40,80 persen. Lalu, Budi Lestari Sentosa menjadi 11,20 persen dari 14 persen. Retno Widyati Harsono 2,69 persen, Felicia Wiendraty Harsono 2,66 persen, Kiki Rusmin Sadrach menjadi 10,66 persen dari 13,32 persen, Kundy Wijaya menjadi 8 persen dari 10 persen, Sri Lanty menjadi 4 persen dari 5 persen, masyarakat 19,76 persen, dan saham karyawan alias Employee Stock Allocation (ESA) 0,24 persen.
Kusuma Kemindo terus berkembang. Berdiri pada 9 November 1990, pada pengujung 2021, perseroan memiliki aset Rp112,10 miliar dibanding periode akhir 2020 senilai Rp103,56 miliar. Pada Maret 2022 (unaudited), aset itu naik menjadi Rp119,21 miliar. Sementara itu, liabilitas per Maret 2022 juga tercatat Rp83,98 miliar. Pada akhir 2021, liabilitas sebesar Rp80,74 miliar, dan pada 2020 terkumpul Rp90,94 miliar. Sedang ekuitas mencapai Rp35,23 miliar, dan pada 2021 tercatat Rp31,96 miliar naik dari periode akhir 2020 sejumlah Rp12,62 miliar.
Baca juga: Diam-Diam, Intelindo Divestasi 25 Juta Saham Sejahtera Bintang Abadi
Tahun lalu, pendapatan tumbuh menjadi Rp 226,40 miliar dari periode sama 2020 di kisaran Rp205,05 miliar. Pada Maret 2022, mencatat pendapatan (unaudited) Rp62,37 miliar. Pada 2021, laba kotor sebesar Rp43,88 miliar naik dari periode sama 2020 sebesar Rp35,35 miliar. Per Maret 2022, laba kotor Rp13,09 miliar, dan laba tahun berjalan Rp3,87 miliar.
Tahun lalu, perseroan mencatat laba tahun berjalan Rp18,49 miliar setelah pada 2020 membukukan rugi Rp8,89 miliar. Saat ini, posisi Return on Assets (ROA) tercatat 3,25 persen, dan Return On Equity (ROE) 10,98 persen. Nah, menghadapi persaingan usaha, perseroan memiliki strategi usaha andal dalam meningkatkan kinerja usaha, dan bisnis beberapa tahun ke depan.
Baca juga: Pefindo Tegaskan Rating idAAA Obligasi Adira Finance Rp703 Miliar
Itu karena perseroan memiliki sejumlah keunggulan. Antara lain berpengalaman lebih dari 32 tahun bisnis distribusi bahan baku, dan barang kimia. Kondisi membuat perseroan memiliki high skill sebagai kekuatan utama menghadapi persaingan usaha maupun membangun berbagai strategi. Keunggulan lain, perseroan sangat adaptif terhadap perubahan, dan teknologi baru, high efficiency, smart strategy, Good SOP, GCG, dan integritas kuat. (abg)