Indoposonline.net – Setelah melalui tahapan seleksi dan penilaian awal Penjurian Lomba Karya Musik Anak Komunitas (KAMU AKU) yang digelar Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memasuki babak penilaian. Sedikitnya 15 karya dari 260 karya telah diseleksi oleh dewan juri.
“Kegiatan ini sejatinya adalah salah satu upaya Kemenparekraf dalam pengembangan komunitas pariwisata dan ekonomi kreatif yang mengajak komunitas sebagai salah satu unsur pentahelix dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif untuk terus berkreasi, berinovasi, dan beradaptasi di tengah pandemi COVID-19,” ujar Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf Agustini Rahayu.
Tercatat total ada 419 komunitas yang mendaftar. Setelah dilakukan seleksi administratif, terdapat 260 karya yang berhak untuk diseleksi oleh juri internal hingga akhirnya terpilih 50 karya. Dan hari ini, 50 karya tersebut dinilai oleh dewan juri untuk ditentukan 15 karya terbaik.
Sebanyak 15 karya terbaik tersebut nantinya akan dipilih kembali menjadi 5 finalis yang berhak untuk tampil di panggung spektakuler guna memperebutkan hadiah utama. ”Kali ini programnya adalah semangat berkarya melalui seni musik. Dan terbukti karya-karya yang masuk sangat luar biasa,” kata Agustini Rahayu.
Baca juga : Masuk Zona Hijua Covid-19, Kepulau Seribu terapkan Pendidikan Tatap Muka
Mohammad Amin yang juga sebagai Ketua Dewan Juri Lomba Karya Musik Anak Komunitas. Ia menilai karya musik dari para komunitas menunjukkan besarnya potensi dari komunitas dalam memperkaya seni musik tanah air. “Melihat karya-karya yang ada, saya bisa mengambil dari teori Benedict Anderson tentang Imagined Community. Bahwa teman-teman komunitas itu membayangkan Indonesia dengan memasukkan banyak unsur dalam satu lagu,” kata Amin.
Namun hal tersebut perlu diimbangi dengan komposisi yang baik karena di dalam musik terdapat ilmu komposisi dalam balutan tema tertentu. “Terkadang mereka agak berlebih dan tidak mampu menahan diri dan memasukkan unsur-unsur yang lain. Padahal komposisi membuat lagu adalah persoalan bagaimana membuat sesuatu itu menjadi pas,” kata Amin.
Baca juga : Sandiaga Uno Ajak Pelaku Parekraf Bersama Pulihkan Citra Pariwisata
Amin yang juga seorang Etnomusikolog ini mengatakan, kedepan diperlukan pendampingan bagi komunitas dalam membuat karya. “Potensi yang begitu besar ini harus kita ikuti dengan workshop bagi para komunitas ini,” katanya.
Sebagaimana diketaahui Penilaian dilakukan oleh dewan juri yakni Viky Sianipar (musisi); Mia Ismi (Musisi); Astrid Lea (Musisi); Budi Dalton (Akademisi Musik); Mohammad Amin (Etnomusikolog/Direktur Industri Kreatif Musik, Seni Pertunjukan, dan Penerbitan Kemenparekraf/Baparekraf); serta Helmy Yahya (juri tamu).(mid)