indoposnews.co.id – Pada era teknologi persaingan bisnis makin ketat. Hampir seluruh institusi bisnis baik berskala kecil hingga besar butuh infrastruktur, dan sumber daya Informasi Teknologi (IT) andal. Kondisi itu, terjawab dengan tuntas melalui konsep Managed Services Provider (MSP) Business.
Ya, konsep MSP Business sebuah layanan terintegrasi untuk penyediaan sumber daya dan pengelolaan bidang Informasi Teknologi (IT). Apalagi, awareness pelaku bisnis terkait MSP masih relatif rendah di Indonesia. Padahal, konsep itu, sangat membantu perusahaan, atau institusi menekan cost operasional atau pun efisiensi secara sistematik untuk mencapai skala ekonomi lebih baik.
Baca juga: Bungkus 179,3 Juta Lembar, Eks Bos BNBR Jadi Pengendali Protech Mitra Perkasa
Sayangnya hanya segelintir korporasi mengimplementasikan konsep tersebut. Berdasar data hanya perusahaan bergerak sektor manufaktur tergerak mengoptimalkan kinerja melalui pemanfaatan MSP. ”Padahal seluruh perusahaan dapat memanfaatkan MSP untuk mencapai efektivitas, dan efisiensi lebih optimal,” tutur COO PT Global Asia Sinergi (GAS) Sim Bong, Selasa (7/12).
Otomasi proses bisnis bagi kalangan pengusaha kecil, dan besar akan menjadi faktor penentu perusahaan bersaing untuk jangka panjang. Global Asia Sinergi berusaha memberi solusi aplikasi dapat dimanfaatkan seluruh perusahaan di Indonesia. Tidak banyak perusahaan menerapkan konsep MSP Business karena pelaku bisnis lokal belum percaya terhadap kemajuan industri teknologi.
Baca juga: Perdana, Direksi Ini Akumulasi 7,88 Juta Saham Medikaloka Hermina Rp7,59 Miliar
Sebetulnya, kepercayaan pebisnis secara profesional belum kuat atas pentingnya MSP bagi kepentingan usaha. Masih tertinggal jauh dari negara lain secara mindset. ”Namun, kami yakin dengan tren otomasi, dan digitalisasi akan menjadi suatu hal positif ke depan bagi okupansi layanan Global Asia Sinergi,” imbuh Sim.
Di sisi lain, Sim melihat, ke depan potensi pengembangan infrastruktur IT nasional akan sangat besar. Itu seiring peningkatan jumlah pengguna layanan IT, dan program digitalisasi digalakkan sejak pandemi Covid-19. Kendala harus dihadapi bersama dari proses digitalisasi ekonomi itu, dari kualitas jaringan internet. ”Butuh proyek-proyek percepatan dalam menghasilkan internet cepat dan reliabel. Itu menjadi faktor penentu perluasan layanan IT, dan perkembangan ekonomi digital,” tegas Sim. (abg)