indoposonline.net – Tentara Myanmar menyerbu markas pendemo antijunta di Tarhan, Kalay, Sagaing. Efeknya, delapan orang meregang nyawa. Tujuh dari delapan korban tewas merupakan pengunjuk rasa, dan satu orang pengamat.
Selain itu, 20 orang dilaporkan luka-luka dalam insiden penyerbuan tersebut. Warga Kalay mengaku barisan tentara menunggu para pengunjuk rasa lengah, lalu menyerbu pada pukul 05.00. ”Penyerangan sangat intensif sekitar pukul 05.45. Pasukan menutup seluruh penjuru untuk memblokir pengiriman bantuan ke markas para pendemo. Warga dari desa lain tidak bisa merapat untuk membantu mempertahankan markas dari serangan tentara,” tutur penduduk setempat, kepada Myanmar Now, Rabu (7/4).
Baca juga: Menlu Inggris Dominic Raab Kunjungi Indonesia
Serangan berlanjut hingga pukul 09.00. Para serdadu juga menembaki rumah-rumah di daerah pemukiman dan menyerbu klinik setempat. Serangan tentara ke kamp pendemo dilakukan dari empat arah. Mereka menggunakan senapan mesin, dan granat.
Menurut laporan pengunjuk rasa, sekitar 20 orang terluka dan 10 orang ditangkap. Sementara itu, hanya lima dari delapan korban tewas jasadnya ditemukan. Meski aparat menyerbu kamp pendemo itu, penduduk Kalay tetap turun ke jalan sekitar pukul 11.00 untuk berunjuk rasa.
Baca juga: Menlu Inggris Dominic Raab Kunjungi Indonesia
Menurut catatan Lembaga Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Myanmar (AAPP) Selasa (6/4), jumlah korban tewas akibat bentrokan aparat keamanan dengan pendemo mencapai 581 orang. Sementara junta militer menahan 2.750 orang.
Sementara itu, sebuah pabrik perusahaan garmen China, JOG Garment Factory, di Yangon dibakar massa. Tidak ada laporan korban meninggal atau luka dalam insiden tersebut. Itu menunjukkan sentimen anti-China di kalangan rakyat Myanmar masih sangat tinggi. Sebab Maret lalu, 32 pabrik milik perusahaan China dibakar pendemo. Rakyat Myanmar menilai, pemerintah China mendukung junta militer melakukan kudeta pada 1 Februari lalu. (abg)