Indoposonline.NET – Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang rebound. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa (6/7), Indeks akan mencoba mengitari area support 5.975, dan posisi resisten 6.030.
Secara teknikal, Indeks menurut Equity Technical Analyst Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia gagal break out moving Average 20 hari di kisaran 6.030 sebagai konfirmasi penguatan lanjutan menguji bearish trend line. Meski begitu, momentum indikator stochastic, dan RSI masih cukup positif dengan bullish momentum.
Baca Juga: Darma Henwa Tabulasi Laba USD0,88 Juta, Ini Rahasianya
Indikator MACD bergerak menjenuh. Potensi cross over dengan histogram mencoba ke zona positif. Secara teknikal Indeks masih berpeluang menguat pada perdagangan kali ini. Saham laik koleksi antara lain Aneka Tambang (ANTM), Bank Central Asia (BBCA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Jabar-Banten (BJBR), Delta Dunia Makmur (DOID), Vale Indonesia (INCO), Malindo Feedmill (MAIN), Ramayana Lestari (RALS), Medco Energy (MEDC), dan Timah (TINS).
Menyudahi perdagangan Senin (5/7), indeks minus 0,29 persen atau 17,40 poin ke level 6.005,61 dengan saham sektor konsumsi primer tekor 2,16 persen, energy turun 0,98 persen, dan barang material dasar terkoreksi 0,91 persen. PPKM darurat sedikit banyak membuat kepercayaan investor terhadap aktivitas bisnis menurun.
Baca Juga: Efek PPKM Darurat, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Akan Memburuk
Di samping itu, investor mengantisipasi capital outflow dari proyeksi tingkat suku bunga the Fed mengarah ke prospek kenaikan lebih cepat dari ekspektasi awal. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih Rp324,71 miliar dengan saham BBRI, TLKM, dan FREN menjadi top net sell value.
Saham-saham pendorong indeks antara lain Bank Jago (ARTO), Elang Mahkota (EMTK), Tower Bersama (TBIG), Bank Harda (BBHI), dan Bank Aladin (BANK). Lalu, pengganjal Indeks Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Unilever (UNVR), Gudang Garam (GGRM), Bank Mandiri (BMRI), dan HM Sampoerna (HMSP).
Baca Juga: Siapkan Investasi Rp11 Triliun, Pusri Bangun Pabrik Anyar
Sementara itu, bursa Asia bersiap dibuka bervariasi pada hari ini. Maklum, investor menimbang lonjakan harga minyak mentah di tengah kegagalan kesepakatan OPEC+ untuk meningkatkan produksi. Ekuitas berjangka Jepang dan Australia naik, tetapi Hong Kong turun. Sedang pasar saham, dan treasury Amerika Serikat (AS) Senin (5/7) tutup untuk liburan Hari Kemerdekaan.
OPEC+ terjerumus dalam krisis karena pertarungan memburuk antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menghalangi peningkatan pasokan minyak. Kegagalan pembicaraan telah mengirim minyak mentah naik menuju USD80 per barel, tetapi juga meningkatkan risiko perang harga jika konflik aliansi meningkat.
Baca Juga: Erick Thohir Gerah Lompatan Harga Obat Terapi Covid-19
Minyak mentah West Texas Intermediate menanjak 1,4 persen menjadi USD76,23 per barel, dan Batubara melonjak 2,80 persen. Kondisi itu, diiringi lompatan harga komoditas logam seperti Timah naik 0,50 persen, dan Nikel melesat 0,59 persen. (abg)



























