Indoposonline.NET – Penipuan berkedok investasi melalui platform Telegram semakin marak. Kalai, PT Saratoga Investama Sedaya (SRTG) menjadi korban. Penjahat mencatut nama Saratoga untuk mengelabui para calon korban.
Merespons itu, manajemen Saratoga melaporkan tindakan penyamun tersebut kepada pihak berwenang termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bursa Efek Indonesia (BEI). Aktivitas investasi ilegal mengatasnamakan Saratoga dilakukan melalui tiga akun berbeda pada aplikasi layanan pengirim pesan instan multiplatform Telegram.
Baca Juga: BUMN Klaster Pangan Siap Kawal PPKM Darurat
Karena itu, perusahaan meluruskan tindakan ilegal tersebut bukan dari Saratoga. Saratoga tidak pernah menawarkan dan menjanjikan investasi dalam bentuk apapun melalui aplikasi pesan instan apapun dalam hal ini platform Telegram. Akun media sosial mengatasnamakan PT Saratoga Investama Sedaya tersebut ilegal.
”Kami pastikan perusahaan tidak terkait dan tidak bertanggungjawab terhadap aktivitas investasi menggunakan nama PT Saratoga Investama Sedaya pada platform Telegram. Saratoga tidak pernah membuat, mengaktifkan, dan mengendalikan akun aplikasi pesan instan untuk tujuan menawarkan investasi,” bantah Devin Wirawan, Direktur Investasi Saratoga, di Jakarta, Selasa (6/7).
Baca Juga: Buruan Cek, Ini Jadwal Rights Issue Sarana Meditama Rp2 Triliun
Setiap informasi dari perusahaan disampaikan melalui website resmi perusahaan yaitu www.saratoga-investama.com, dan keterbukaan informasi melalui OJK, dan BEI. Saratoga juga telah melaporkan segala bentuk aktivitas ilegal mencatut nama perusahaan kepada pihak berwajib, dan kepada pengelola platform digital Telegram. Perusahaan meminta agar akun tersebut dapat segera dihapus sehingga tidak menimbulkan kerugian, baik dari sisi Saratoga maupun masyarakat.
”Kami mengimbau masyarakat tidak mudah tergiur dengan berbagai tawaran investasi tidak jelas, termasuk di platform media sosial dengan mengatasnamakan Saratoga. Kami akan menindak, dan melakukan langkah hukum secara tegas kepada pihak-pihak mencemarkan nama baik, dan merugikan perusahaan,” tegas Devin.
Baca Juga: BI Proyeksi 2022 Kredit Melangit 9 Persen
Sebagai perusahaan investasi berpengalaman panjang di Indonesia, Saratoga mengutamakan prinsip prudent (kehati-hatian) dengan mengelola semua risiko, dan secara konsisten menerapkan strategi diversifikasi. Pendekatan itu, terbukti sukses menjaga kinerja Saratoga kokoh di tengah ketidakpastian, membuat perusahaan cepat tanggap dalam merespons setiap peluang, dan perubahan yang dinamis. (abg)