indoposnews.co.id – Film Dokumenter Holy Prostitution mendapat apresiasia pemerintah. Film yang mengangkat fenomena Kawin Kontrak Nikah Mut’ah ini telah memulai Road Show sosialisasikan anti Trafficking.
Tempat pertama yang dipilih untuk pemutaran film ini adalah di Kecamatan Cigombong, Bogor. Dalam Acara ini dihadiri lebih dari 200 peserta remaja dan orang dewasa. “Saya Sangat senang dan terhormat bahwa pesantren Al-Muhajir dapat ikut mempromosikan film Holy Prostitution ini kepada adik-adik perempuan dan laki-laki dan para guru untuk edukasi Kawin Mut’ah agar tidak dicontoh dan dilakukan,” ujar Pimpinan Pesantren Al-Muhajir, Ust. Jalaludin
Acara ini juga didukung oleh Kepala Desa, Danramil, Kapolsek, Perwakilan MUI Cigombong, Pesantren Al-Muhajir. Road Show ini akan berlangsung di 6 tempat di Kabupaten Bogor, khususnya di area Puncak dan sekitarnya yang merupakan tempat dimana fenomena ini perlu disosialisasikan.
“Acara sosialisasi dan edukasi film Holy Prostitution ini adalah misi kemanusiaan. Perdagangan manusia dalam kedok perkawinan suci, perkawinan kontrak secara islam disebut kawin Mut’ah haram hukumnya. Saya mengucapkan terimakasih karena telah memberikan sajian dokumenter ini untuk menginspirasi, mengedukasi apa dampak dari Kawin Mut’ah. Kawin Mut’ah bukan untuk dicontoh kawin kontraknya tapi edukasi bahwa ini tidak boleh di lakukan di manapun. Saya harap Nikah Mut’ah ini dapat dihentikan secara total,’ kata Kapolsek Cijeruk-Cigombong, Bogor Kompol Sumijo, SH., MH dalam sambutannya.
Film dokumenter karya Princess Natasha Dematra dan Princess Cheryl Halpern ini mengangkat fenomena Nikah Mut’ah atau Kawin Kontrak yang marak ada di Indonesia dan di beberapa tempat di dunia. Princess Cheryl Halpern sendiri merupakan seorang sutradara senior asal Amerika Serikat yang kerap membuat film tentang kemanusiaan dan telah memenangkan ratusan penghargaan internasional. Sedangkan Princess Natasha Dematra sendiri merupakan pemegang rekor dunia sutradara perempuan termuda di dunia yang diraihnya ketika berumur 11 tahun.
Baca Juga : Joko Anwar Sugukan Sentuhan Berbeda di Film Pengabdi Setan 2: Communion
“Mari bersama-sama kita berantas fenomena Kawin Mut’ah ini. Fenomena ini merugikan perempuan dan merusak generasi muda kita. Saya harap dengan dilakukannya road show ini, dapat memberikan perubahan dan membantu memberantas fenomena ini bersama-sama,” ucap Princess Natasha Dematra.
Agak berbeda dengan dokumenter pada umumnya, film dokumenter ini dikombinasikan dengan adegan reneactment dari kejadian nikah mut’ah yang dikisahkan oleh sang gadis yang menjadi narasumber dimana kisah nikah mut’ah di Puncak, Bogor tersebut diangkat.
Film dokumenter ini juga menghadirkan investigasi langsung di lapangan dengan teknik menyamar dan kamera tersebunyi lainnya. Film ini diproduksi oleh rumah produksi besar di Amerika Serikat yaitu, HQ Creative dan Queen of Sheba Foundation.
Menurut Princess Cheryl Halpern, film Holy Prostitution telah meraih penghargaan Best Film dari festival film bergengsi Asia Pacific International Filmmaker Festival & Awards dan juga meraih penghargaan Film Edukasi Terbaik di Mumbai International Film Festival di India. (ash)