indoposnews.co.id – Ekonomi Turki benar-benar suram. Bagaimana tidak, tingkat inflasi negara di bawah tangan dingin Recep Tayyip Erdogan itu terus melambung. Per Oktober 2022, Inflasi Turki bertengger di kisaran 85,51 persen.
Itu menjadi yang tertinggi sejak 1997 atau dalam 25 tahun terakhir. Inflasi tersebut lebih tinggi dibanding capaian September tembus di level 83,45 persen. Ironisnya, pemerintah Turki terkesan santai. Tidak mengambil langkah sebagaimana bank-bank sentral mengatasi inflasi.
Baca juga: Melangit 138 Persen, Energi Persada Kumpulkan Laba USD44 Juta
Sebaliknya, Bank sentral Turki justru memangkas suku bunga kebijakan untuk kali ketiga beruntun. Dengan langkah itu, tingkat suku bunga Turki menjadi 10,5 persen dari 12 persen. Pemilihan umum tahun depan, suku bunga tinggi penyebab inflasi, bukan sebaliknya. ”Itu bertentangan dengan teori ekonomi ortodoks. ”Syukurlah, roda perekonomian sudah berputar,” tegas Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Model ekonomi Turki, terangkum sebagai pertumbuhan melalui investasi, lapangan kerja, produksi, ekspor, dan surplus transaksi berjalan. Itu semua telah membuahkan hasil. Tidak sedikit orang Turki mempertanyakan kredibilitas data resmi pemerintah.
Baca juga: Efek GOTO, Laba Astra International Terbang Menjadi Rp23,3 Miliar
Menurut sebuah studi bulanan rilisan ekonom independen dari lembaga penelitian ENAG Turki, tingkat tahunan kenaikan harga konsumen mencapai 185,34 persen pada Oktober. (abg)