Indoposonline.NET – PT Pertamina kembali masuk daftar Fortune Global 500 pada 2021. Hebatnya, Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia dalam daftar bergengsi tersebut. Pertamina nangkring di posisi 287 dengan dengan nilai revenue USD41,47 miliar sepanjang 2020.
”Ini pengakuan dunia internasional kalau Pertamina sejajar dengan world class company lain. Kami berterima kasih kepada seluruh stakeholder atas capaian ini,” tutur Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.
Baca juga: Kementerian PUPR Bangun 25 Rumah untuk Nelayan
Merespons tantangan pandemi sejak tahun lalu, Pertamina mengalami triple shock. Efeknya, mengalami penurunan pendapatan secara signifikan. Namun, dengan inovasi dan terobosan bisnis seluruh lini bisnis, transformasi organisasi, Pertamina mampu meningkatkan pendapatan hingga USD41,47 miliar, dan mencetak laba USD1,05 miliar pada 2020.
Sebagai BUMN, Pertamina juga konsisten memastikan penyediaan energi untuk negeri melalui berbagai program. Di antaranya BBM Satu Harga, Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan dan Petani, pembangunan Jaringan Transmisi & Distribusi Gas Bumi, dan Infrastruktur Hilir lain.
Baca juga: IHSG Monoton, Bungkus Saham BRIS
Melalui pencapaian kinerja operasional dan keuangan Pertamina, total pendapatan pemerintah pada 2020 dikontribusi Pertamina hampir mencapai Rp200 Triliun. Baik itu, melalui setoran pajak, deviden, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp126,7 Triliun, dan penerimaan negara dari Minyak Mentah dan Kondensat Bagian Negara (MMKBN) dari blok-blok migas Pertamina Rp73,1 Triliun.
Menyusul ekosistem energi terus berjalan dari hulu ke hilir, Pertamina menjaga keberlangsungan hidup 1,2 juta tenaga kerja langsung, dan multiplier effect terhadap 20 juta tenaga kerja secara tidak langsung. Dukungan Pertamina kepada masyarakat luas untuk pemulihan pandemi juga terus dirasakan. Mulai pembangunan sejumlah rumah sakit Covid-19, bantuan transportasi distribusi oksigen, dan perhatian pada lebih dari 13 ribu UMKM terdampak pandemi untuk dapat bertahan bahkan naik kelas.
Baca juga: IHSG Potensial Positif, Simak Saham-Saham Ini
”Tantangan pandemi Covid-19 tidak ringan. Selain memantapkan langkah untuk dapat mencapai target nilai pasar USD100 miliar pada 2024 mendatang. Karena itu, seluruh jajaran manajemen, dan pekerja tetap fokus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kami optimistis akan terus tumbuh, terus memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat, dan negara,” tukas Nicke.
Pemeringkatan Fortune Global 500, ajang tahunan majalah Fortune sejak 1955. Tolok ukur utama besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue). Indikator lain, penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, jumlah karyawan, dan sejak 1990 indikator negara asal perusahaan juga dipertimbangkan dalam Fortune Global 500.
Pada sektor energi, beberapa nama International Oil Company juga tercatat masuk Fortune Global 500 tahun ini. Meski secara finansial berhasil mencapai revenue signifikan namun perusahaan itu, mengalami kerugian. Di antaranya BP posisi 18, Royal Dutch Shell level 19, Exxon Mobile rangking 23, Chevron posisi 75, dan Petronas 277. Berada di bawah peringkat Pertamina, Repsol posisi 381. Sedang dari industri lain ada nama Coca-Cola 370, Tesla 392, dan Danone 454. (abg)