indoposnews.co.id – Tren global ekosistem aset kripto teregulasi, dan terpercaya makin meningkat. Hebatnya, model regulasi kolaboratif Indonesia mendapat sorotan positif di panggung internasional TOKEN2049. PT Central Finansial X (CFX), bursa aset kripto pertama Indonesia dan satu-satunya berizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mengungkap fakta menarik.
CFX maparkan bagaimana pendekatan tersebut telah mendorong pertumbuhan industri aset kripto nasional, dan membuat Indonesia berpotensi menjadi pusat perdagangan aset kripto Asia Tenggara. ”Momen ini dimanfaatkan untuk memperkenalkan keunggulan industri aset kripto Indonesia di mata dunia,” tukas Subani, Direktur Utama CFX.
Indonesia bilang Subani memiliki keunggulan kompetitif terletak pada kerangka regulasi akomodatif, kolaboratif, dan ekosistem aset kripto lengkap. Itu dengan kehadiran OJK sebagai regulator, Bursa CFX, lembaga kliring, lembaga kustodian, dan Pedagang Aset Keuangan Digital sebagai penyelenggara perdagangan.
Baca juga: Wow! Laba Indokripto Melejit 1.381 Persen
“Partisipasi dalam TOKEN2049 sekaligus menjadi wujud komitmen Bursa CFX dalam memajukan industri aset kripto Indonesia. Kami ingin menunjukkan kepada pelaku industri aset kripto global kalau Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat perdagangan aset kripto kawasan Asia Tenggara,” ucap Subani di Singapura, Kamis, 2 Oktober 2025.
Subani menilai, pendekatan regulasi kolaboratif Indonesia telah sejalan dengan tren pasar global. Bergerak dari lingkungan aset kripto belum teregulasi menuju ekosistem makin teregulasi, dan terpercaya. Pada kuartal kedua 2025, pasar spot lokal telah teregulasi berhasil mencatat pertumbuhan 6,9 persen berbanding terbalik dengan pasar spot global belum teregulasi justru anjlok 27,7 persen pada periode sama.
Kepercayaan terhadap pasar domestik teregulasi itu, berkorelasi langsung dengan lonjakan jumlah konsumen aset kripto. Data OJK memperlihatkan, jumlah konsumen aset kripto telah mencapai 16,5 juta per Juli 2025. Angka itu, melonjak 27,10 persen dibanding posisi akhir Januari 2025 baru mencapai 12,9 juta. (abg)



























