Indoposonline.NET – PT Astra International (ASII) semester pertama 2021 mencatat pendapatan bersih Rp107,39 triliun. Tumbuh 19,60 persen dari periode sama 2020 senilai Rp89,79 triliun. Laba bersih terkumpul Rp8,8 triliun, turun 22,38 persen dibanding edisi sama 2020 sebesar Rp11,3 triliun.
Penurunan laba itu, tersebab adanya keuntungan penjualan saham PT Bank Permata (BNLI) pada semester pertama 2020. Apabila tidak memperhatikan keuntungan penjualan saham itu, laba Astra meningkat 61 persen. Sebelumnya, Astra mencatat keuntungan penjualan investasi pada Bank Permata Rp5,88 triliun semester pertama 2020.
Baca juga: PPKM Belum Longgar, IHSG Kembali Orbit Zona Merah
Laba bersih per saham tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan saham Bank Permata tercatat Rp218. Laba bersih per saham itu, naik 61 persen dari periode sama 2020 sebesar Rp137. Itu tersebab kinerja divisi otomotif lebih baik. Meski begitu, laba bersih per saham turun 22 persen menjadi Rp218 dari periode sama tahun sebelumnya Rp281.
Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan divisi jasa keuangan grup mencapai Rp20,5 triliun dibanding akhir 2020 tercatat Rp7,3 triliun didorong kinerja penjualan. Selain itu, realisasi belanja modal dan keperluan modal kerja lebih rendah. Kalau volume penjualan terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja dapat meningkat. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Astra Group meningkat menjadi Rp41,2 triliun dari akhir 2020 di level Rp39,2 triliun.
Baca juga: Kewalahan Pasok Pasar, Mitra Angkasa Sejahtera Optimistis Tumbuh 11 Persen
Kinerja sektor otomotif mencatat pertumbuhan laba bersih signifikan. Laba bersih sektor otomotif naik 362 persen menjadi Rp3,31 triliun dari periode sama 2020 sebesar Rp716 miliar. Itu karena dampak negatif pandemi kuartal dua 2020. Lalu, agribisnis mencatat laba bersih Rp517 miliar, tumbuh 66 persen dari periode sama 2020 di kisaran Rp312 miliar.
Sektor properti menyumbang laba bersih Rp83 miliar atau naik 17 persen dari periode sama 2020 sejumlah Rp71 miliar. Laba bersih sektor alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tumbuh 13 persen menjadi Rp 2,68 triliun dari periode sama 2020 sebesar Rp 2,36 triliun. Sektor jasa keuangan naik dua persen menjadi Rp2,13 triliun, dari periode sama 2020 sejumlah Rp2,10 triliun.
Baca juga: Toyota Produksi Suku Cadang Land Cruiser
Sementara itu, laba bersih sektor teknologi informasi susut 13 persen menjadi Rp14 miliar, dari periode sama 2020 di kisaran Rp16 miliar. Itu menyusul koreksi pendapatan bisnis layanan perkantoran Astra Graphia (ASGR) dengan kepemilikan 76,9 persen perseroan. Infrastruktur dan logistik grup mencatat laba bersih Rp91 miliar dibanding periode sama 2020 rugi bersih Rp88 miliar.
Presiden Direktur PT Astra International Djony Bunarto Tjondro menuturkan, sebagian besar grup bisnis mengalami perbaikan dibanding periode sama 2020 ketika menghadapi pembatasan bisnis signifikan di tengah kecamuk pandemi Covid-19. ”Kinerja grup masih akan menantang mengingat kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen masih terdampak situasi pandemi Covid-19,” tutur Djony. (abg)